Lihat ke Halaman Asli

Masbom

Suka cerita horor

Puisi | Ramadan dan Hati yang Terbelenggu

Diperbarui: 30 Mei 2019   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Ketika langit merah menghiasi cakrawala di ufuk barat 

Terdengar suara adzan pertanda rinduku

Seteguk air teh hangat cukup sudah menghapus dahagaku seharian

Itu dulu sebelum gema takbir hari raya berkumandang

Sekarang semua seakan tidak terkendali ketika nafsuku telah menghapus jejak-jejak kemuliaannya

Ramadhan datang dengan kemuliaan

Namun ujian dan cobaan yang dia berikan

Terasa biasa saja dan tak ada yang istimewa saat menyambutnya 

Meskipun dia menjanjikan kemenangan besar dan kekalahan nafsu

Karena kesibukanku dan aku yang merasa sombong

Di hari-hari terakhir pertempuran 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline