Lihat ke Halaman Asli

Harga Sebuah Harga Diri

Diperbarui: 12 Mei 2016   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Harga diri memang mahal. Segala daya upaya dilakukan demi mengembalikan harga diri yang terluka. Apalagi, bila harga diri sebuah organisasi yang merupakan organisasi mahasiswa tertua yang masih eksis di Indonesia, (dianggap) dicoreng oleh orang lain. Alhasil, amarah memuncak, logika tidak lagi berada di atas sanubari para insan akademis ini, emosi yang berada di atas segalanya. Bahkan tak lagi melihat konteks pembicaraan yang menjadi musabab kemarahan mereka.

 Siang itu, gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jl. Rasuna Said diamuk massa berbaju hijau hitam. Seragam yang identik dengan Himpunan Mahasiswa Islam. Mereka marah karena tersinggung atas ucapan salah satu pimpinan KPK, Saut Situmorang di salah satu TV swasta. Batu-batu dilemparkan sampai memecahkan beberapa kaca di gedung KPK, huruf-huruf di papan nama KPK dipreteli, ban dibakar. Bahkan, polisi yang menjaga aksi tersebut kemudian juga dilempari batu-batu. Tidak hanya di Jakarta, aksi massa HMI dengan membakar ban dan memblokade jalan juga terjadi di banyak tempat di Indonesia.

Bila sudah seperti ini, masih ingatkah kalian tujuan HMI? Berdasarkan pasal 4 AD HMI, tujuan HMI adalah “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”. Apakah mengganggu ketertiban umum, menghalangi pengguna jalan, dan merusak fasilitas umum merupakan ciri seorang Insan akademis? Apakah Islam, agama yang tertera pada nama organisasi kalian, juga mengajarkan tindakan anarkis demikian?

Kewajiban kita sebagai muslim ketika ada orang  meminta maaf, hendaknya kita memaafkan kesalahan orang tersebut. Rasulullah bersabda:

“Maukah aku ceritakan kepadamu tentang sesuatu yang menyebabkan Allah memuliakan bangunan dan meninggikan derajatmu? Para sahabat menjawab, tentu. Rasul bersabda, ‘Kamu bersikap sabar (hilm) kepada orang yang membencimu, memaafkan orang yang berbuat zhalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu, dan menghubungi orang yang telah memutuskan silaturrahim denganmu.’” (HR Thabrani)

 Maka ketika Saut Situmorang meminta maaf, hendaknya maafkanlah. Karena tidak ada gunanya menebar kebencian dan memperpanjang masalah. 

 

Terbiasa dengan kekerasan

 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang didirikan pada 1947, memang terkenal sering berbuat anarkis dalam melakukan aksi. Bahkan tidak hanya aksi, ketika berproses dalam internal organisasinya pun sangat sering terjadi kekerasan. Yang terakhir adalah pada saat kongres HMI ke 29 di Pekanbaru 2015 lalu. Salah satu panitia terkena panah dari anggota kongres, entah benar-benar terdaftar atau romli (rombongan liar). Selain itu, ada pula yang terkena tembakan sumpit. Saya jadi bertanya, mereka datang dengan niat menghadiri kongres atau niat perang??

Beragam intrik dan kepentingan mewarnai setiap kongres HMI, tak terkecuali kongres HMI di Pekanbaru 2015 kemarin. Ini yang membuat massa kembali menjadi panas dan terjadi kerusuhan kembali. Sampai-sampai mantan ketua PB HMI yang juga mantan ketua DPR Akbar Tanjung malu melihat polah adik-adiknya. 

Bukan itu saja, massa HMI yang kelaparan makan di restoran seenaknya tanpa membayar. Kongres yang akhirnya menetapkan Mulyadi P. Nasir sebagai Ketua Umum PB HMI ini pun kabarnya dibiayai Bansos Pemerintah Provinsi Riau sebesar Rp 3 Miliar. Bibit-bibit gerakan yang koruptif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline