Lihat ke Halaman Asli

Monorail, Nasibmu Kini.. Apes...

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ternyata garis hidup dari mega proyek bernama Monorail di Jakarta harus diakhiri pada tahun 2011, tepatnya 19 September 2011. sang gubernur DKI Jakarta, foke, telah menitahkan untuk menghentikan megaproyek monorail ini. banyak argumen dan dalih yang dijadikan tameng pembenar dari langkah "berani" dari sang ahlinya Jakarta. konon kabarnya adalah megaproyek ini terlalu banyak menyerap dana hingga pada akhirnya pemprov dki jakarta tidak sanggup untuk mendanai megaproyek ini. (ada garis tipis antara tidak sanggup dan tidak mau). sedikit mengulas tentang sejarah monorail. monorail adalah sebuah moda transportasi yang berjalan pada jalur yang berbeda dengan moda transportasi lainnya dimana jalurnya berada pada rel yang ditinggikan (elevated rail). ada banyak negara yang sudah menerapkan konsep monorail dan BERHASIL. diperkenalkan kepada pemprov jakarta pada medio 2002, kemudian direalisasikan pada tahun 2003 dengan pemegang tongkat (estafet) proyek sebuah perusahaan Malaysia, MTrans. impian awalnya adalah Jakarta mempunyai monorail seperti di Kuala Lumpur sana. malang gak bisa dihindari. pemegang proyek ini berpindah tangan dari MTrans kemudian kepada konsorsium Omnico dan akhirnya dipegang oleh konsorsium dari PT Bukaka Teknik Utama, PT INKA, dan Siemens Indonesia.

dalam sejarah konstruksi awalnya, monorail sudah menyedot banyak energi dan biaya (baik finansial maupun biaya sosial). pada sekitar tahun 2004 dan 2005, proyek pembangunan pilar monorail di ruas JL HR Rasuna Said menjadi neraka bagi pengguna jalan. ruas jalan yang sudah sempit dan penuh sesak, menjadi makin sempit dan sesak karena sebagian ruas jalan digunakan untuk menanam pilar monorail. anjing menggonggong kafilah berlalu. Sutiyoso sebagai pemangku jabatan di kota Jakarta maju terus dengan megaproyeknya tanpa menghiraukan bahwa jabatannya sudah diujung periode. berdalih untuk memberikan warisan dan nama baik, trio megaproyek monorail, transjakarta dan waterway jalan terus. setelah didera banyak persoalan kini dari ketiga megaproyek tersebut tinggallah transjakarta dan monorail yang bertahan. proyek waterway kandas dilibas air kali jakarta yang hitam pekat dan bau busuk. Transjakarta dikembangkan lebih dari proyeksi awalnya yang pada akhirnya menjadikan Jakarta sebagai kota yang makin carut marut ketika hujan datang di sore hari. Monorail, terhenti di tengah jalan. alasan perdana yang disampaikan adalah masalah teknis dan teknologi. mulai dari teknologi ecek2 hingga teknologi hi-tech disajikan. salah satu teknologi (yang gagal) diterapkan adalah MAGnetically LEVitated (Maglev). penundaan demi penundaan terus terjadi hingga pilar2 yang setengah terpancang kini menjadi sebuah monumen kebodohan dan atau kegagalan pemerintah provinsi dalam melakukan rekayasa transportasi massal. sebagai senjata pamungkas, jadilah alasan finansial yang disajikan sebagai menu terakhir. warga jakarta layak terhenyak, kaget dan mungkin frustasi. bagaimana mungkin sebuah megaproyek yang sudah sekian tahun berjalan akhirnya berhenti total. meninggalkan pilar2 satu hingga tiga meter yang terpajang dengan indah di ruas HR Rasuna Said dan Jalan Asia Afrika. rasa2nya baru kemarin merasakan "keriuhan" megaproyek yang menyita banyak energi dan waktu plus sumpah serapah ketika jalanan macet. sekian milyar rupiah dihabiskan hanya untuk membangun pilar2 tersebut. telah banyak biaya yang dikeluarkan hanya untuk mendapat pilar2 setingga satu hingga tiga meter dan tahu apa guna dari pilar-pilar tersebut. apakah pilar2 tersebut akan dibongkar? semoga saja tidak dalam waktu dekat.. semoga pilar2 tersebut dijadikan sebagai monumen kebodohan dan kegagalan pemprov DKI dalam melakukan rekayasa transportasi. bila monorail sudah selesai, apa kabar subway? apakah 4-5 tahun mendatang akan bernasib sama? foto diambil dari wartakota

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline