Lihat ke Halaman Asli

Bang Bolank Gowes to Jogja Bagian 3

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kembali melanjutkan pengalaman yang lalu… part 3

Sampai Stasiun Kereta Pukul Setengah Dua Duduk aku Menunggu Tanya Loket dan Penjaga Kereta Tiba Pukul Berapa? Biasanya Kereta Terlambat Dua Jam Mungkin Biasa Biasanya Kereta Terlambat Dua Jam Cerita Lama (Kereta Tiba Pukul Berapa - Iwan Fals)

bagi mereka2 yang sudah cukup berumur mungkin penggalan lirik lagu tersebut masih dengan mudah diingat dan dilantunkan. Namun bagi saya (anggota terdaftar PJKA – pulang jum’at kembali ahad) yang terbiasa bergumul dengan kereta api ekonomi, kereta terlambat dua jam itu adalah hal yang menyiksa. Mau tau kenapa menyiksa?

Kereta api dengan jarak perjalanan lebih dari 400 kilometer biasanya dijadwalkan untuk mengarungi lintasan rel kereta api pada malam hari. Kenapa harus malam hari? Karena di dalam kereta api kelas ekonomi, kipas angin hanyalah sebuah aksesoris mati yang sulit untuk dihidupkan. Makanya gak heran ada sebuah iklan yang berlatar belakang atau bercerita tentang kipas kereta api. Jangan berharap kipas angin itu akan memutar dan menghembuskan angin sejuk, masih syukur besi2nya belum dicolong orang.

Di dua jam inilah saya “menikmati” udara panas dan berdebu. Panas karena hawa letusan gunung yang mulai menyergap ditambah lagi dengan kepulan debu yang beterbangan disapu deru kereta api. Suasana yang nyaman bukan? $ silahkan lempar sepatu ke arah manajemen PT KAI !

dijadwalkan kereta ini sampai di stasiun lempuyangan jogjakarta pada pukul 06:10 WIB.. nyatanya, baru tiba pada pukul 07:50 WIB.. bukan hanya manusia yang suka ngaret, kereta api pun suka loh.. :P

berikut rentetan foto2 narsis ala si kuning

sebelum menutup mata untuk tidur semalam, sudah meneguhkan hati untuk “memperkarakan” masalah uang bagasi yang ditodong oleh kondektur kereta semalam. Dalam rangka memuaskan hasrat penasaran itu, saya berketetapan hati untuk tidak segera ke rumah melainkan ke stasiun tugu jogjakarta. Untuk bertanya dan mendapatkan informasi yang sejelas2nya ttg “uang bagasi” itu.

Berikut foto2 selama perjalanan dari stasiun lempuyangan jogjakarta menuju stasiun tugu jogjakarta.

Lihat marka jalan warna kuning? Itu lah jalur sepeda yang disediakan oleh pemkot jogja. Sebuah hadiah dan penghargaan atas nilai seorang manusia. Sebuah bentuk nyata bagaimana cara memanusiawikan sebuah kota. Tidak seperti Jakarta!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline