Lihat ke Halaman Asli

Coretan

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seujung kukupun tak kuragukan betapa tulusmu mencintainya,mungkin juga hanya kamu yang mampu pahaminya.

ketika untuk yang kesekian kalinya dia bercumbu dengan dusta,bergelut dengan lara

cintamu tetap kokoh tak bergeming

hidup memang tak pernah benar-benar adil,namun tulusnya rasa mampu membuatmu tetap bertahan dalam ikatan

pun ketika virus-virus laknat itu perlahan tapi pasti mulai menggerogoti tubuhnya hingga tak bernyawa...

tak sejenak pun kau meninggalkannya

setiamu teruji bersama waktu  hingga akhir hayat dikandung badan

kini rindumu bergejolak tak berarah,tak bertuan,kupahami.....

karna akupun merindukannya meski terkadang aku berusaha mengingkarinya.

ego ku yang menjulang tinggi telah mengantarkanku kejurang penyesalan yang tak bertepi.

andai TUHAN memberiku kesempatan sehari saja akan kubisikkan  betapa akupun mencintainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline