Lihat ke Halaman Asli

Rupa-rupa Perkawanan: Antara Keniscayaan dan Pilihan Sosial

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ranah sosial perkawanan adalah sebuah ikatan dengan berbagai ragam bentuk tapi mempunya kesamaan dalam hal fondasi sosialnya,yaitu sosial relationship/keterhubungan sosial. Dalam pelembagaan nya,bentuk perkawanan akan sangat ditentukan oleh motif masing –masing  individu yang merajutnya.Karena sejatinya manusia bukanlah mahluk nir motif,sehingga "wajar" dalam konteks kemanusiaan selalu ada yg terbalik dibalik niat baik,selalu ada motif dibalik inisiatif.

Pola dan bentuk bangunan perkawanan akan sangat menentukan kualitas konstruksi sosial yang dibentuknya. Perkawanan sosial yg dibangun atas dasar kepentingan serupa dengan kopi sachet atau mie instan,bisa cepat dibuat,tapi rasanya tak bisa dikreasi dengan leluasa karena sudah ditentukan oleh para pembuatnya/pabrik. Tapi mempunyai efek yg tidak terlalu bagus bagi kesehatan perkawanan itu sendiri. Bikin kembung,menstimulus mual sosial dan untuk retak terkadang hanya seperti menunggu jam berdetak alias bisa setiap saat.

Perkawanan yang dibangun atas dasar emosional serupa dengan nasi liwet,bahannya sederhana,bumbunya bisa dikreasikan,paling nikmat disantap selagi hangat tapi begitu dingin,perkawanannya tidak lagi enak untuk disantap. Perkawananya hanya nikmat ketika keindahan dari  kebersamaan bisa dirasakan sama,sedap ketika bangunan kebahagiaan bisa di dapat bersama sama.Perkawanan hanya indah ketika ketika hati satu sama lain masih terpatri,hasrat bersama masih berkesuaian dan rasa dan perasaan masih bisa bertautan,ketika itu semua lenyap maka perkawanan menjadi hambar dan akan menjebak kan kita pada BBC aliasn benci bilang cinta atau CBB alias cinta bilang benci yang akhirnya ketika semuanya menjadi basi. Perkawanan yang terbangun hanya indah untuk dikenang tapi segan untuk dijalankan.

Perkawananan yg dibangun atas dasar kemanusiaan serupa dengan jamu,mau pahit ataupun manis rasanya khasiatnya tetap sama,yaitu menyehatkan!. Dan  dikreasikan dengan suplemen apapun khasiat menyehatkannya tak akan pernah hilang . Dinikmatinya pun tak ditentukan oleh harga dan dan seberapa sering kita meminumnya. Perkawanan model ini adalah yg paling ideal dan insyaalh kekal,karena walaupun harus melawati masa kering/susah,masa- masa basah/senang,dihiasi oleh tragedi,konflik,pertentangan,bangunan perkawanannya akan tetap kokoh selaksa karang ditengah lautan. Yang  tegar berdiri walaupun dihantam badai,karena apa? perkawanan model ini dilandasi oleh sebuah entitas yang sangat mendasar yaitu hati nurani yang mempunyai impuls dan stimulasi kesadaran tentang nilai hakikat keberadaan manusia,yaitu bermakna untuk sesam,bermanfaat untuk sesama umat dan membagi kebahagiaan tanpa meilhat siapa,dimana dan untuk apa. Dalam perkawanan model ini kita menjalaninya atas dasar kesadaaran kemanusiaan bahwa saya ada untuk bisa berbagi simpati dan empati demi menaikan derajat kemanusiaan sesama,siapapun anda selama saya bisa berguna bagi anda saya siap menjadi teman walalupun harus menjalani proses seperti suami istri yg sedang pisah ranjang.

Sahabat apapaun rupa bangunan perkawanan kita,berkawan adalah sebuah keniscayaan,menjalain perkawanan adalah sebuah kebutuhan karena kita mahluk sosial,dan dilihat dari perspektif kepentingan kawan adalah entitas serupa ban serep,baru diingat ketika  dibutuhkan,tapi apapun itu yg pasti dia dibutuhkan.

bagi kau para sahabatku,apapun kamu,siapapun kamu dan bagaimanapun kamu yg pasti kamu semua adalah harta berharga bagi saya,yang tak pernah bisa dinilai dengan angka- angka ,karena dari mu kawan saya bisa belajar tentang kehidupan tentang arti kebersamaan,pengkhianatan,ketergantungan dan pengorbanan. Kawan kamu lah yang memberi arti bagi saya dalam bangunan kehidupan,satu musuh terlalu banyak sejuta kawan selalu akan kurang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline