Lihat ke Halaman Asli

Tergenang Kolong Langit

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lepas bebas..
awan berarak beriringan menyentuh liang langit..
memancarkan embun kesejukan menerpan dari tiap percikan..
angin berhembus meniupkan mendung menyempurnakan hujan..
tetes-tetesan basah tersiram kemolekan butiran-butiran bening berkilauan..
menyentuh tersangkut di hijau daun rimba belantara mengikis sejengkal demi sejengkal tanah persaksian di kolong langit..
hanyut hantam mendera dalam gelora keganasan hitam dalam aliran tak terbantahkan tak mampu tertahan..
kilauan butiran indah bening merayu mata mematikan setiap pergerakan..
awan bergejolak berganti warna putih lembut seindah salju berubah hitam kelam nan pekat menakutkan hati nan risau..
mendung turunkan tetesan tetesan sejuk asal dari liang langit membuncah berhamburan titik demi titik namun pasti..
perlahan kolong langit tergenangi mengìkis habis kerasnya pijakan pohon rindang hutan rimba raya..
menerpa terhanyutkan si bernyawa tanpa mampu berlari kaki-kaki lemah tak terselamatkan..
kolong langit banjir..
si bernyawa ribuan terbang melayang ke liang langit hilang tanpa kembali..
tanah-tanah persaksian akan perseteruan habis mengikir dalam keranjang kepanikan..
mereka hilang..

angin hmbuskan awan beriringan..
lepas dan bebas..

by B.A.P..
sungai puar..26-01-11

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline