Hampir setiap hari kita melihat air. Saat mandi, minum, menyiram tanaman, atau pergi ke sungai, bermain ke pinggir pantai, kita akan selalu bertemu dengan air. Dari manakah air itu berasal? Bagaimana asal-usul kejadiaanya?
Menurut para ahli, proses terbentuknya air sebenarnya bersamaan waktunya dengan proses terjadinya bumi. Sekitar jutaan tahun yang lalu, bumi ini awalnya merupakan bola gas yang menyala dan sangat panas. Setelah masa yang lama, kumpulan gas itu menjadi dingin dan bumi menjadi cairan mendidih yang masih teramat panas.
Setelah beberapa lama, lapisan-lapisan luarnya mendingin dan memadat. Bagan yang padat ini membentuk kerak bumi. Beberapa bagian dari kerak bumi semakin bertambah dingin. Bagian-bagian ini mengerut membentuk gunung-gunung dan lembah-lembah. Di sana-sini terbentuk pula celah-celah dan lekuk-lekuk yang besar.
Sementara kerak bumi semakin mendingin, dikeluarkanlah gumpalan-gumpalan awan berisi uap. Gumpalan-gumpalan awan itu membumbung ke langit membentuk titik air. Setelah itu titik-titik air berubah menjadi hujan yang turun ke kerak bumi dan memenuhi semua lembah, celah dan lekuk. Dengan cara inilah terbentuk aliran-aliran sungai, danau, laut dan samudera selama berjuta-juta tahun.
Bumi menampung banyak hujan dan akhirnya kebanyakan kerak bumi ditutupi air. Hampir permukaan bumi merupakan lautan, sedangkan sisanya tanah daratan. Air yang mengisi daerah kutub menjadi lapisan es atau salju karena begitu dinginnya.
Sementara itu, selapis gas tebal dari peristiwa penguapan terbentuknya bumi telah membentuk sejenis selimut yang mengelilingi bumi. Lapisan itu dinamakan atmosfer. Begitulah awal mula terjadinya air.
Setelah terbentuknya air, kini kita mengenal adanya air laut, air sungai, air danau, air tanah, air sumur, air kolam dan lain-lain. Terbentuknya air di berbagai tempat tersebut tidak bias lepas dari peristiwa "daur air".
Tahukah kita, apakah yang dimaksud daur? Daur adalah perubahan-perubahan yang terjadi secara berulang dalam suatu pola tertentu dan terus-menerus. Air mengalami daur maka dari itu air tidak pernah habis, bagaimana terjadinya daur air?
Nantikan di bahagian selanjutnya ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H