Bagaimana cara termurah untuk membalas dendam atas kelakuannya para suporter Malaysia ?.
*
Sebagaimana diketahui, para suporter Malaysia melakukan perbuatan curang dan tak sportif dengan menyorotkan senter sinar laser yang mengganggu konsentrasi pemain timnas Indonesia pada pertandingan Final leg pertama piala AFF 2010 yang diselenggarakan di sation Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sesungguhnya tak hanya itu saja ulah dan kelakuan dari Malaysia terhadap Indonesia. Malahan mereka sempat melakukan pelemparan petasan ke tengah lapangan di saat pertandingan sedang diskors sementara waktu akibat insiden sinar laser itu.
Upaya sabotase konon kabarnya juga dilakukan dengan menabur semacam bubuk di tempat latihan timnas Indonesia. Sehingga usai berlatih, beberapa pemain Indonesia menderita gangguan kulit yang terasa gatal. Bahkan dikabarkan Markus, kiper Indonesia, sempat mengalami bengkak-bengkak seperti terkena penyakit kulit biduran.
Bus pengangkut dari hotel ke tempat latihan pun juga mengalami kendala dengan telat datangnya. Sehingga banyak waktu terbuang percuma karenanya.
Perbuatan yang sungguh keterlaluan, sehingga tentu harus tak boleh dibiarkan begitu saja. Perlu dilakukan pembalasan setimpal atas perbuatan dan kelakuan mereka itu.
Lalu, haruskah dibalas dengan perlakuan serupa yang memakai senter laser dan petasan serta tindakan intimidasi secara fisik ?.
Tentu tidak, karena tindakan seperti itu selain tidak sportif juga tidak etis dan melanggar aturan, yang menunjukkan karakter bangsa yang tidak beradab.
Sesungguhnya di dunia sepakbola ada bentuk dukungan terhadap tim dukungannya yang sekaligus juga secara tidak langsung dapat mengintimidasi tim lawannya, namun masih dalam koridor norma keetisan dan aturan yang berlaku.
Terompet, ya terompet ini jamak dipakai oleh para suporter sepakbola di seluruh penjuru dunia, yang biasa disebut dengan nama Vuvuzela. Kekuatan suara yang bisa dihasilkan oleh Vuvuzela ini bisa mencapai sekitar 127 db. Sebagai perbandingan, suara mesin gergaji atau Chainsaw sekitar 110 db, dan suara tembakan senjata api pistol sekitar 140 db.
Suara dari puluhan ribu Vuvuzela yang serempak dibunyikan pada saat bersamaan, akan sangat menggema sehingga bisa meruntuhkan mental dan mengganggu konsentrasi pemain lawan.
Sayangnya, harga Vuvuzela ini relatif tidak murah. Ketersediaan barangnya pun belum tentu ada dalam jumlah puluhan ribu buah.
Berhubung saat pertandingan besok hari itu berkebetulan bersamaan dengan saat menjelang tahun baru, maka biasanya banyak dijual terompet kertas.
Terompet kertas untuk perayaan tahun baru itu harganya tentu relatif lebih murah dibandingkan dengan Vuvuzela yang biasa dipakai oleh para suporter sepakbola. Dan, suara lengkingan yang dihasilkannya pun tentu juga tak sekencang Vuvuzela.
Akan tetapi, jika ada delapan puluhan ribu terompet kertas tahun baru yang dibunyikan secara serempak, maka suaranya tentu akan luar biasa bising dan memekakkan telinga.
Cara itulah sesungguhnya cukup efektif untuk dipakai oleh para suporter sepakbola Indonesia dalam rangka membalas perlakuan suporter Malaysia terhadap timnas Indonesia pada tempo hari, yang sekaligus juga bisa dipakai untuk mengintimidasi para pemain timnas Malaysia.
Delapan puluhan ribu buah terompet kertas tahun baru dibunyikan serempak bersamaan di saat gawang Malaysia sedang terancam oleh tendangan bebas langsung, tentu akan efektif untuk mengganggu lancarnya komunikasi antara kiper Malaysia dengan rekan-rekannya.
Hal yang sama juga bisa dilakukan juga di saat sedang dilakukan tendangan penjuru, saat bola sedang mengarah ke gawang Malaysia, saat pertahanan Malaysia sedang dalam keadaan tertekan.
Delapan puluh ribuan buah terompet kertas tahun baru, merupakan senjata yang tak boleh diremehkan, yang bisa jadi akan membantu timnas Indonesia menciptakan kemenangan besar terhadap Malaysia, sehingga Piala Juara Pertama AFF 2010 akan bisa direbut Indonesia.
Akhirulkalam, Ganyang Malaysia !. Bravo timnas Indonesia !.
Wallahualambishshawab.
*
- Artikel terkait : ‘Tragedi Bukit Jalil & Keajaiban Senayan’, ‘Prediksi : Ina vs Mal’, ‘Indonesia Jangan Tiru Vietnam’, ‘Suporter sebagai Pemain Ke-12 bagi Timnas’, ‘Peran Presiden SBY di Timnas’, ‘Rahma Azhari & Intelijen PSSI’, ‘Terimakasih Gonzales’, ‘Timnas Mie Instan’, ‘Irfan Bachdim, Korban Intrik PSSI’.
- Artikel lainnya : ‘80% Gadis Tak Lagi Perawan’, ‘Sri Sultan HBXI & Babad desa Giyanti’, ‘Solo Cemburu Jogja’, ‘Uji Loyalitas Pelanggan SPBU Pertamina’, ‘Muara Kasus Gayus’, ‘Miss Aceh & Benturan antar Peradaban Dunia’.
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H