Lihat ke Halaman Asli

Horor Bom Elpiji

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LPG .01

Elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas) saat ini bukan lagi barang yang hanya dapat ditemui di dapur rumahnya kalangan masyarakat dari golongan strata sosial ekonomi menengah ke atas saja. Namun sudah menjadi barang yang mudah ditemui di hampir setiap dapur rumah kediamannya rakyat jelata.

Akibatnya jika dulu kita hanya mengenal berita perihal kompor minyak tanah yang mbleduk, maka sekarang kita mengenal banyaknya berita tentang tabung elpiji yang meledak.

Di wilayah Jabodetabek, peritiwa musibah ledakan tabung elpiji ini selama kurang dari 5 bulan di tahun 2010 saja sudah menelan korban sedikitnya 9 orang tewas dan 29 orang luka-luka.

Demikian data yang dirilis oleh Kompas dalam berita bertajuk “Ledakan Masih Terus Terjadi”.

Sebagaimana diketahui, peristiwa musibah meledaknya tabung elpiji di hampir seluruh pelosok Indonesia sudah seringkali terjadi semenjak mulai dimasyarakatkannya pemakaian elpiji sebagai pengganti minyak tanah.

Menurut kalangan di komunitasnya petinggi dan karyawan Pertamina, peristiwa meledaknya tabung elpiji ini disebabkan oleh human error, dimana para penggunanya ceroboh atau teledor atau tak mengerti tata cara pemakaian elpiji secara aman dan nyaman.

Namun di segelintir kalangan lainnya ada yang menengarai bahwa terjadinya musibah itu dikarenakan ada masalah di soal mutu dan kualitas serta standar tabung elpiji yang tidak memenuhi syarat.

Entah mana yang benar, yang jelas baru-baru ini diketemukan adanya tabung elpiji ilegal dalam jumlah lumayan banyak yang telah beredar di masyarakat.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa Polda Metro Jaya sedang melakukan penyelidikan peredaran tabung elpiji ilegal yang ketebalan plat tabungnya dibawah ketebalan standar SNI.

Tabung elpiji dengan ketebalan dibawah standar plat SG 295 ini ditengarai sudah beredar meluas di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dalam jumlah ribuan tabung.

Sebenarnya dibalik kenyamanan dan kepraktisan pemakaian elpiji ini memang terkandung potensi bahaya yang tidak bisa dipandang remeh.

Kebakaran .01

Disamping resiko yang bisa terjadi dikalangan end user atau pengguna atau konsumennya, seperti yang telah tersebutkan diatas. Maka juga terkandung potensi kerawanan di titik-titik lainnya yang dapat merenggut jiwa orang disekitarnya.

Kerawanan tersebut antara lainnya ada di depo penyimpanan dan filling set pengisian ke truk tangki, di angkutan pendistribusian ke depo filling plant, di depo filling plant atau SPBBE atau tempat pengisian ke tabung-tabung elpiji, di angkutan pendistribusian ke ditributor, angkutan dari distributor ke pengecer.

Memang, sudah ada aturan tentang lokasi depo penyimpanan, depo filling plant atau SPBBE, sehingga tidak membahayakan lingkungan. Hanya perlu dipertanyakan lebih lanjut tentang implementasi dan penerapan dari aturan tersebut.

Jika aturan tersebut tidak ditaati maka keberadaan depo penyimpanan dan SPBBE itu dapat membahayakan lingkungannya. Mengingat bahaya kebakaran dari depo penyimpanan dan SPBBE ini dapat membahayakan keselamatan jiwa penduduk beserta harta bendanya yang berada didekat lokasinya.

Selain itu, transportasi pengangkutan elpiji di jalan raya pun perlu untuk diperhatikan secara seksama.

Tak hanya soal kelaikan kendaraan pengangkutnya, namun jalur dan rute pengangkutannya itu juga perlu diperhatikan.

Jika ledakan tabung elpiji yang pernah terjadi di Sesetan Denpasar Bali itu bisa menghancur luluhkan 2 toko dan 1 rumah tinggal, maka sungguh akan luar biasa dampak dari ledakan truk pengangkut elpiji.

Angkutan LPG .01

Saat truk pengangkut elpiji terjebak ditengah kemacetan lalu lintas di jalan tol layang Cawang-Priok, sebagai salah satu misalnya.

Lalu truk yang penuh muatan elpiji itu meledak, maka horor dari ledakannya itu mungkin tak akan terbayangkan betapa masifnya.

Ledakan itu tentu akan berlipat kali hebatnya dibandingkan dengan yang pernah terjadi di Sesetan Denpasar Bali pada tanggal 27 Februari 2010.

Ledakan itu akan menimbulkan efek berantai yang meledakkan dan membakar kendaraan-kendaraan disekelilingnya lengkap termasuk akan memanggang para penumpang didalamnya.

Bukan tak mungkin, konstruksi jalan tol layang itu pun akan turut runtuh pula.  Maka hasilnya, horor yang ditimbulkannya bisa jadi akan melebihi horor akibat ledakan bom rakitannya para teroris.

Hal yang berbeda namun akan berdampak sama, dapat terjadi andai ledakan kendaraan pengangkut elpiji itu sedang berada di tengah jalan raya berlokasi dekat dengan pemukiman yang padat penduduknya.

Akhirulkalam, semoga semua peristiwa musibah dalam perandaian itu hanyalah khayalan yang tak akan mungkin akan terjadi.

Semua peristiwa baik itu anugerah ataupun musibah, memang hanya hanya dapat terjadi atas izin Allah SWT semata. Namun, manusia sebagai hamba-Nya itu diberikan hak untuk berikhtiar dengan hasilnya tetap berserah kepada kehendak dan ketentuan-Nya .

Maka, tak perlukah pemerintah sebagai pemangku wewenang dan kekuasaan mulai memikirkan suatu bentuk kebijakan sebagai salah satu ikhtiar menghindari dampak andai musibah itu terjadi ?.

Wallahualambishshawab.

*

Catatan Kaki :

*




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline