Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Setoran Polri

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sapu Bersih

Polisi suka minta duit, pak !”, kata Susno Duadji.

Apa Buktinya ?”.

Ayah dan mamang (paman) saya, pak. Mereka kenek dan supir, sering dimintai duit sama polisi”, jawab Susno Duadji.

Begitulah penggalan dari percakapan Susno Duadji saat mengikuti tes wawancara di Sukabumi sewaktu akan masuk ke Akabri Kepolisian.

Percakapan seperti yang tersebut diatas yang tertulis di buku ‘(Bukan) Testimoni Susno’ terbitan Gramedia Pustaka Utama itu menimbulkan pertanyaan, mengapa polisi yang bertugas di jalan raya terkesan suka meminta uang kepada para kernet dan supir ?.

Hal itu kemungkinan besar ada kaitannya dengan tradisi dan budaya setor menyetor.

Anggota polisi menyetor ke Kasatlantas atau Kasatserse, lalu Kasatlantas dan Kasatserse menyetor ke Kapolres, Kapolres menyetor ke Kapolwil yang nantinya akan menyetor untuk melayani Kapolda.

Orang-orang yang takut ditangkap, seperti pengusaha judi dan pelaku penyeludupan menyetorkan sejumlah uang kepada penyidik Polri.

Inilah yang ditengarai oleh beberapa kalangan sebagai lingkaran setan tradisi setor menyetor yang teramat sulit untuk diputuskan.

Tapi, benarkah lingkaran setan itu tak mungkin diputuskan ?.

Memang sulit untuk diputuskan, namun sebenarnya masih bisa diputuskan, jika dimulai dari pihak yang menerima setoran.

Gebrakan memutus lingkaran setor menyetor itu harus dimulai dari pucuk pimpinan tertingginya yang tak lagi mau menerima setoran dari bawahannya.

Sehingga dengan demikian, dijajaran bawahannya tak lagi terbebani dengan tanggungjawab untuk kejar setoran.

Dampak lanjutannya, untuk masuk ke pendidikan menjadi anggota Polri atau ke jenjang kepangkatan yang lebih tinggi pun akan menjadi terbebas dari kewajiban menyetorkan uang sejumlah tertentu.

Akhirulkalam, berkait dengan perilaku memeras dan menerima setoran itu, Susno mengatakannya sebagai perilaku zaman jahiliyah.

Berkait dengan seputar soal perilaku zaman jahiliyah tersebut, didalam buku yang ditulis oleh itu IzHarry Agusjaya Moenzier itu Susno Duadji mengatakan bahwa, “Ingat, memberantas korupsi bukan dimulai dari polisi yang bertugas di jalan raya, tetapi mulai dari pimpinan tertingginya”.

Dan mungkin hal itu pula yang menjadi dasar pertimbangan Susno Duadji sewaktu memberikan briefieng kepada jajaran dibawahannya di ruang rapat Mapolda Jabar, sehingga Susno mengatakan bahwa, “Jangan pernah setori saya”.

Nah, benarkah Susno Duadji tak pernah menerima setoran uang dari jajaran dibawahnya ?.

Dan, benarkah pucuk pimpinan tertinggi di Polri juga tak pernah mau disetori uang dari jajaran dibawahnya ?.

Wallahulambishshawab.

*

Catatan Kaki :

  • Artikel yang membahas seputar kasus penggelapan barang bukti oleh beberapa jenderal polisi yang bekerjasama dengan aparat pajak, dapat dibaca di‘ Kapolri adalah Kuncinya ‘.
  • Artikel yang membahas seputar Susno yang harus bicara karena tanpa itu maka setengah kebenaran lebih jahat dari kejahatan itu sendiri, dapat dibaca di‘ (Bukan) Testimoni Susno ‘.
  • Artikel yang membahas seputar kesaksian dan testimoni Susno di depan sidang Pansus DPR perihal Skandal Bank Century, dapat dibaca di‘ Bola Umpan dari Susno Duadji ‘.

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline