Persepsi mahasiswa mengenai model pembelajaran hybrid dan konvensional.
Model pembelajaran hybrid adalah menggabungkan beberapa pendekatan pembelajaran, seperti tatap muka, belajar berbasis komputer, dan model pembelajaran berbasis online (internet dan pembelajaran mobile) (Fijani, E., Barzegar, R., Deo, R., Tziritis, E. and Konstantinos, S., 2019). Sebaliknya, model pembelajaran konvensional terbatas pada tatap muka atau di dalam kelas (Yen, S.C., Lo, Y., Lee, A. and Enriquez, J., 2018)( Mahdi, H.R. and Hijazi, G., 2013).
Teknologi seperti komputer, telepon pintar, televisi, konferensi video, suara, gambar, presentasi multimedia, weblog, dan wiki banyak digunakan dalam model pembelajaran hybrid. Kelemahan utama dari model pembelajaran hybrid, itu sangat bergantung pada telekomunikasi dan jaringan internet (Mahdi, H.R. and Hijazi, G., 2013). Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang tatap muka atau di dalam kelas (Yen, S.C., Lo, Y., Lee, A. and Enriquez, J., 2018). Kekurangan model pembelajaran konvensional, dosen lebih banyak menekankan pada penjelasan materi, tidak banyak waktu untuk komunikasi dua arah untuk memahami materi yang diberikan( Mahdi, H.R. and Hijazi, G., 2013).
Model Pembelajaran Hybrid Learning atau juga dikenal dengan Blended Learning mulai berkembang sekitar tahun 2000 dan banyak telah mengunakannya diantaranya beberapa negara seperti : Amerika Utara, Inggris, Australia, dan Perguruan tinggi serta instansi pelatihan( Mahdi, H.R. and Hijazi, G., 2013)( Arpaci, I., 2019).
Blended learning tidak hanya model pembelajara yang mengkombinasikan pengajaran tatap muka dan online, tetapi lebih dari itu yaitu sebagai elemen interaksi sosial( Hasmunarti, H., Bahri, A. and Idris, I.S., 2019).
Elemen interaksi sosial :
a. Adanya interaksi antara pengajar dan mahasiswa
b. Pengajaran dapat bertatap muka secara online maupun tatap muka langsung
Model Pembelajaran konvensional learning merupakan model pembelajaran yang face to face atau tatap muka [Zhou L, Chen L, Fan Q, Ji Y. 2019] Model pembelajar ini melakukan pembelajaran di kelas bertemu langsung dengan pengajar.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian wawancara menggunakan teknik sampling Proportionate Stratified Random Sampling. Data wawancara kemudian dianalisis menggunakan network sosial analyzer (NSA), untuk menganalisis hasil,