mungkin anda kenal dengan tulisan dibawah ini.... ....tuntutlah ilmu walaupun ke negri cina... apa saja pendapat yang melegit tentang perkataan itu? bagaimana opini yang bergelora terkait perihal tulisan itu? ada apa sebenarnya dengan suara perkataan asalnya? ....thalabal[tha lam ba] ‘ilma[ain lam mim] walaw[wau lam wau] bishayna[shad ya nun].... nyanyi ah... potong bebek angsa, masak dikuali... nona minta dansa, dansa empat kali... sorong kekiri, sorong kekanan, tralala..la la la...lala [tha lam ba] : pecitraan, seperti penilaian, lisan kata yang terlukis [ain lam mim] : saran, tata pengetahuan walaw[wau lam wau] : seperti pintu darurat, pilihan berbatas gantung cipta bukan gantung rasa... ‘ali[ain lam ya] : kejar harapan, gapai cita cita ‘ali bin abi thalib -> tongkat wasiat kepemimpinan nyanyi lagi ah... nina bobo..oo nina bobo... kalo tidak bobo digigit nyamuk.... cicak cicak didinding diam diam merayap, datang seekor nyamuk hap...lalu ditangkap... bishayna[shad ya nun] : paket kebiasaan, konversi umum bukan konvensi umum contoh konversi : orang jakarta bilang “dasar luh lebay banget”, orang bandung juga bilang “maneh teh lebay pisan”... atau istilah penyebaran yang “mualaf”[berpindah teritori pergaulan]...atau istilah ucapan yang “murtad[ra da/ta da]” yaitu pembawaan istilah “data suara” yang statis dimana saat ada pengucapannya... critanya “lebay” lagi bersenandung...maka liriknya dapat disepertikan.... tanah airku tidak kulupakan...kan terkenang selama hidupku... biarpun saya pergi jauh...tidak kan hilang dari kalbu... tanahku yang kucintai, engkau kuhargai... atau slogannya : skali “lebay” tetap “lebay”.... contoh konvensi : yang digunakan orang saat makan itu sendok...nah kata “sendok” itu bila berpindah teritori bahasa akan berubah menjadi“spoon”,”chucara”, “cuillère” dst atau istilah yang “turki[ta ra kaf]”... critanya “sendok” juga bersenandung...maka syairnya bisa disepertikan... walaupun banyak negri kujalani, yang mashur permai dikata orang... tetapi kampung[kebiasaan lingkungan] dan rumahku[kebiasaan terdekat], disanalahku rasa senang... tanah ku tak kulupakan engkau kubanggakan... atau slogannya : matijism “sendok”, tumbuh jasad “spoon” .... .... itung-itung sambil menunggu waktu sampai sumpah “tumbal” terbukti, saya iseng-iseng menambahkan sedikit teori... biar yang sedang tertidur, bisa bangun dan bangkit kembali... sehingga jangan sampai batu hitam yang diberi nama kabah yang berada di saudi arabia dianggap suci apalagi terus disembah dan terus dipuji... padahal batu yang ada gunung gede jauh lebih suci, karena yang mengadakan langsung atas kehendak majikan yang tinggi hati... sehingga tampak jelas diterima hati setiap diri, kalo celaka kelak jangan protes lagi... jangan kesel, woles aja ya bro...biar hati menjadi lapang saat damai membaca tulisan ini... diantara anda dimanapun berada sudah ada orangtua yang bijak untuk dipatuhi, sambil menunggu waktu kulit jaman yang akan berganti lagi... yang terpenting adalah cukup berpegang pada perintah yang satu, yang terurai dalam perjalanan tulisan ini... karena saya tidak sedang mencari pengikut, maka saya beri oleh oleh “teori ilmu piramida” sebagai tanda bahwa cinta itu tidak harus selalu memiliki... ingatlah...jangan terlalu suka dengan teori...sebab menjadi lupa diri... mulailah tebarkan kasih sayang dan kedamaian selalu diantara manusia dan hidupkanlah api cinta kepada majikan yang Cuma satu satunya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H