Lihat ke Halaman Asli

Signifikansi Retorika dalam Dakwah: Memastikan Pesan yang Bermakna dan Berbobot

Diperbarui: 28 Juni 2024   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Syamsul yakin dan Boby Darmawan Aziz

Dakwah memerlukan retorika agar pesannya menarik dan estetik. Tanpanya, dakwah terasa hambar seperti sayur tanpa garam.

Retorika dakwah memastikan ceramah memiliki substansi yang berbobot dengan bahasa baku dan data yang teruji, sesuai dengan perkembangan mad'u yang semakin rasional dan kritis.

Retorika dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah menjadi informatif, persuasif, dan menarik, sehingga mudah dipahami oleh mad'u.

Dai menggunakan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah untuk memperbaiki performa dan mendapatkan respons positif dari mad'u.

Retorika dakwah mempertimbangkan diens yang semakin beralih ke platform online, menggunakan komunikasi nonverbal melalui perangkat digital.

Retorika dakwah melibatkan lima tahapan dalam pidato: penemuan, penyusunan, gaya, memori, dan penyampaian, yang menjadi teknik dakwah dalam ilmu dakwah. 

Dakwah retorika didedikasikan untuk tujuan tertentu seperti prestasi politik atau pencapaian ekonomi, bukan hanya semata retorika.

Dakwah harus tetap mempertahankan nilai-nilai amanah dan ruhnya sebagai ibadah ghair mahdhah, bukan sekadar alat untuk tujuan dunia semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline