Lihat ke Halaman Asli

Boby Bahar

Independent Traveler

Menemukan Nilai Kebersamaan di Golden Temple - Amritsar

Diperbarui: 7 Februari 2017   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13437461332036708526

[caption id="attachment_197428" align="aligncenter" width="300" caption="Seorang Nihang (prajurit/ksatria berani mati) di  Golden Temple"][/caption]

Golden Temple dalam bahasa Punjabi disebut Harmandir Sahib, merupakan tempat suci paling penting bagi pemeluk agama Sikh atau Sikhisme. Gurdwara berlapis emas ini terletak di Amritsar, negara bagian Punjab, India. Gurdwara merupakan sebutan untuk tempat sembahyang pemeluk agama Sikh. Ibarat Makkah-nya umat Islam atau Vatican bagi umat Katholik, maka seperti itulah tinggi dan sucinya keberadaan Golden Temple bagi pengikut Sikhisme. Pembangunan awal gurdwara ini diprakarsai oleh Guru Ram Das yang merupakan guru ke empat pemimpin spiritual tertinggi Sikh (Guru) dan diselesaikan pembangunanya oleh beberapa Guru generasi berikutnya. Di abad ke 18 Harmandir Sahib sering mengalami kerusakan karena menjadi lahan rebutan antara kaum Sikh dengan dinasti Mughal ataupun dengan pasukan Afgan. Arsitektur Golden Temple yang terlihat seperti saat ini merupakan hasil polesan terakhir dari Maharaja Jassa Singh Ahluwalia di tahun 1764. Dan baru di awal 1800-an dilekatkan lapisan emas dan juga penambahan lukisan fresco serta batu permata di bagian interiornya. Golden Temple berada di tengah-tengah kota tua Amritsar yang penuh sesak. Masuk ke kompleks Golden Temple serasa menghilang sejenak dari hiruk pikuk bazaar dan bangunan padat kota tua.

 

 

 

13437466231482436338

Panorama Harmandir Sahib dan Kolam Suci

 

 

Saya menuju kota Amritsar setelah melewati perjalan panjang dan melelahkan dari Srinagar-Kashmir. Dari Srinagar saya berangkat jam sepuluh pagi dengan menumpang shared jeep hingga ke kota Jammu. Sampai di Jammu sudah jam tujuh malam, tapi dengan baik hati si supir jeep mengantarkan saya langsung ke pemberhentian bus untk meneruskan perjalanan ke kota Amritsar. Akhirnya saya sampai di Amritsar lewat tengah malam, sekitar jam dua. Masih terkantuk-kantuk turun dari bus AC di depan terminal, segerombolan penarik rickshaw langsung berebut ingin mengantar.

 

Saya duduk di atas rickshaw yang terbuka menerobos dinginya malam di salah satu kota terbesar di Punjab tersebut. Amritsar sedang pulas terlelap, dan itu bukan waktu yang tepat untuk berkeliling mencari tempat menginap. Mencari hotel di Amritsar memang agak susah-susah gampang, karena banyaknya peziarah yang datang kesana. Saya beberapa kali menolak ketika si penarik rickshaw menawari saya untuk diantar ke hotel-yang mungkin akan memberinya komisi apabila saya check in disana. Tapi saya tahu dimana saya akan menginap malam itu, si pengayuh rickshaw saya minta langsung menuju kompleks Golden Temple, baru lah dia berhenti mengoceh ‘mempromosikan’ hotel-hotelnya.

 

Saat tiba di depan gerbang Golden Temple suasana sudah sepi. Gerbang tempat suci itu dijaga beberapa laki-laki berpakaian putih-putih lengkap dengan turban/sorban di kepala. Beberapa peziarah masih terlihat keluar masuk. Penjaga tidak terlalu ketat memeriksa setiap orang yang datang dan pergi, malah terkesan membiarkan saja.

 

Saya bertanya kepada salah satu penjaga dimana letak Sri Guru Ram Das Niwas. Itu adalah nama bangunan yang menjadi tempat peristirahatan peziarah yang ingin menginap, letaknya di samping bangunan Guru Arjan Dev Niwas yang juga berfungsi sama. Ternyata posisinya tidak jauh dari gerbang tempat saya masuk, hanya beberapa meter di sebelah kiri. Asrama itu dibuka 24 jam. Bangunan peristirahatan bercat putih tersebut sudah dipenuhi peziarah. Saking padatnya peziarah-peziarah itu tidur menyebar di lantai, dengan alas ataupun tanpa alas sama sekali. Yang tidak kebagian di dalam gedung malah menggelar tikar sampai ke lorong pintu masuk dan pelataran tempat orang lalu lalang. Wajah-wajah yang terlihat kelelahan, tua muda, laki-laki dan perempuan berbaur dalam kesederhanaan. Bangunan bertingkat tiga dengan aula di tengah-tengahnya, juga dilengkapi toilet dan kamar mandi ukuran besar. Mereka yang datang tak hanya dari sekitar Punjab, tapi juga dari negara bagian lain di India, bahkan dari luar negeri. Ada ribuan peziarah dan pengunjung yang datang ke Golden Temple setiap harinya. Banyak yang menginap dan ada juga yang kembali pulang di hari yang sama. Pengunjung akan lebih membludak lagi saat perayaan hari suci keagamaan berlangsung.

 

 

 

1343756854148840946

Golden Temple di malam hari

 

 

Masih di bangunan itu, ada satu ruangan yang dikhususkan untuk para turis asing beristirahat. Saya masuk dan hanya menemui seorang penjaga yang sedang tertidur. Mau tak mau saya harus membangunkan dia untuk menanyakan masih adakah tempat tersisa. Saya disuruh mengecek sendiri ke ruang di dalam. Lampu kamar sudah dimatikan semua, dengan cahaya dari layar handphone saya menyenter satu persatu tempat tidur yang tersusun berjejer layaknya di asrama. Semua tempat tidur terisi penuh, bahkan ada bule yang tidur memakai sleeping bag di lantai! Saya sempat kehilangan akal, jangankan sleeping bag, tikar saja saya ga bawa! Saya kembali ke penjaga bersorban warna oranye tadi, dia bilang ada dua orang Korea yang akan check out sebentar lagi. Dia menyodorkan buku tamu untuk diisi terlebih dahulu. Di buku daftar kunjungan terlihat turis yang mampir kebanyakan dari beberapa Negara Eropa, Amerika Latin, China, Korea dan Israel. Tak lupa saya menyerahkan beberapa lembar uang Rupee sebagai donasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline