Lihat ke Halaman Asli

Konflik Antara Nahdlatul Ulama dengan Muhammadiyah

Diperbarui: 4 April 2017   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Ragam umat, umat agamanya. Ada islam, ada kristen, hindu, budha.” Lagu yang diciptakan oleh Pujiono ini adalah sebuah pernyataan bahwa indonesia itu terkenal dengan umat agamanya. Akan tetapi ironinya banyak terjadi konflik anatara agama-agama tersebut. Yang lebih ironisnya lagi sesama agama banyak yang terjadi konflik, khususnya di agama islam. Di Indonesia sendiri terjadi beberapa konflik di dalam agama islam. Salah satunya adalah konflik antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Muhammadiyah. Konflik antara kedua ormas ini sudah lama terjadi, penyebabnya adalah berbeda kebudayaan. Di dalam perbedaan kebudayaan ini menimbulkan perbedaan keyakinan yang membuat konflik semakin besar. Contoh perbedaan budaya pada kedua ormas ini yang menyebabkan konflik adalah NU meyakini adanya budaya tahlil, sedangkan Muhammadiyah tidak meyakininya, karena tahlil tidak ada dalam budaya Rasulullah yang biasa disebut bid’ah. Konflik ini terus berkelanjutan, sampai-sampai ada sebuah kejadian yang tidak pantas dilakukan, yaitu kejadian yang terjadi sekitar dua tahun yang lalu. Kejadian itu bermula ketika saat itu NU dan Muhammadiyah berbeda saat menentukan Hari raya, pada saat itu Muhammadiyah yang dulu melaksanakan lebaran, pada malam takbiran Muhammadiyah, ada seorang marbot masjid yang mengumandangkan takbir di masjid, padahal masjid itu mayoritas adalah orang NU. Akhirnya masyarakat semua geram dan hampir saja membakar masjid itu, beruntung polisi segera mengamankan masjid itu dan marbotnya. Dan saat itu juga marbot masjid itu dipecat dari pekerjaannya itu.

Pada peristiwa ini sangat kelihatan sekali bahwa suatu budaya yang berbeda keyakinan dengan budaya lain, maka akan terjadi konflik, bahkan bisa-bisa merenggut nyawa seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline