Lihat ke Halaman Asli

aan rianto

Pengamat Issue HIV

ARV dan PrEP

Diperbarui: 29 Januari 2021   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PrEP atau Pre Exposure Prophylaxis adalah obat yang dipergunakan untuk mencegah seseorang terinfeksi HIV saat melakukan hubungan berisiko.
Di Indonesia PrEP masih belum tersedia ataupun dianjurkan dengan berbagai alasan. PrEP terdiri dari 2 regimen ARV sementara ARV regular untuk pengobatan HIV terdiri dari 3 regimen.
Beberapa waktu lalu ada teman yang berbagi pengalaman diskusi dgn seorang paramediks yg tdk percaya PrEP dan tetap mempercayai kondom sebagai upaya terbaik pencegahan penularan HIV.
Seperti yang Kita ketahui kondom hanya mencegah penularan hiv sebesar 80% (krn banyaknya kesalahan penggunaan kondom) , PrEP mencegah penularan HIV hingga 99.9% dan Viral Load Undetectable dalam penelitian yg dilakukan 100% mencegah penularan HIV baru kepasangan (TDTM).

Seandainya PrEP yang hanya 2 regimen bisa sangat efektif mencegah HIV (Apabila diminum sesuai anjuran) lalu mengapa ARV yang terdiri dari 3 regimen bagi banyak konselor masih dianggap tidak sebagus PrEP?

Knapa Saya bisa mengatakan demikian?
Orang Dengan HIV sekalipun patuh ARV masih selalu ditakut2i Akan tertular HIV baru apabila melakukan sex tanpa kondom
PrEP diberikan dan dikonsumsi orang2 yang melakukan sex berisiko (termasuk sex tanpa kondom).
Orang Dengan PrEP sangat kecil kemungkinan tertular HIV, lalu orang dengan HIV yg patuh ARV setiap hari masihkah perlu ditakut2i Akan tertular HIV type lain?
ARV adalah super-PrEP Karena lebih komplit, lebih efektif, lebih efisien daripada PrEP itu sendiri.

Ditulisan Saya sebelumnya Saya pernah menulis bahwa sekalipun patuh ARV sekali waktu tetap akan muncul virus HIV yg Akan kebal terhadap ARV Kita. Virus mutant ini jauh lebih lemah daripada virus "induk" dan Akan lebih mudah dihancurkan oleh regimen ketiga ARV yg diminum (it sebabnya ARV terdiri dari 3 regimen).
Saat Kita sering lupa atau putus ARV maka virus mutant tadi Akan memiliki kesempatan memperbanyak diri. Saat tetap patuh ARV maka virus mutant tadi tidak Akan mendapat kesempatan berkembang biak sehingga pengobatan HIV Akan tetap efektif.
Jadi Masih Akan beranggapan bahwa viral load tidak Akan selalu Undetectable? Silahkan lakukan asesmen kepatuhan dulu, memang kadang fakta bahwa VL tdk bisa bohong terkait kepatuhan cukup "menampar" Kita yg setiap hari menyarankan kepatuhan tetapi akhirnya (krn kelengahan) akhirnya VL Naik dan terjadi resistensi obat. Tidak banyak yg berani mengakui kepatuhan yg tidak bagus sebelumnya.
Kepatuhan ARV tetaplah kunci utama agar VL tetap tidak terdeteksi dan berarti juga tidak lagi menularkan kepasangan.

#equals_id
#UequalsU
#tdtm




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline