Lihat ke Halaman Asli

Bobi Anwar Maarif

Caleg Buruh Migran

Sentimen Negatif Menutupi Kebaikan Polisi

Diperbarui: 1 September 2022   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sbmi.or.id

Saat ini, sejak peristiwa pembunuhan Brigadir Joshua, citra polisi di masyarakat sedang terpuruk. 

Terpuruknya citra polisi karena banyaknya oknum yang menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, dengan cara jual beli hukum.

Saking banyaknya penyalahgunaan oleh oknum itu, seorang pengacara Alvin Lim, di media sosial dengan keras mengatakan bahwa, untuk mendapatkan keadilan itu syaratnya ada tiga yaitu: dekat dengan kekuasaan, berani menyuap atau memviralkan kasus yang sedang ditangani oleh polisi. 

Dalam sebuah acara talk show catatan demokrasi di salah satu media televisi, seorang pakar psikologi forensik Reza Indragiri menilai media sosial semakin sedikit tetapi ada sentimen negatif yang menjulang tinggi. Mungkin beliau sebenarnya ingin mengatakan bahwa polisi tidak di percaya oleh masyarakat. Tetapi sebagai seorang pakar beliau tidak mungkin mengatakannya dengan kasar. 

Masih di acara yang sama.  Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, Mantan anggota komisi tiga DPR RI Panda Nababan mengusulkan agar ada perombakan besar-besaran di institusi polisi. 

Balik lagi ke persoalan sentimen negatif kepercayaan masyarakat terhadap polisi. Saya kira ini bukan persoalan baru. Saya teringat ceritanya Almarhum Haji Dirman di tahun 2009 lalu. Beliau adalah sepupu iparnya mantan Bupati Karawang Alm H. Ahmad Dadang. Apa cerita beliau? 

Ada seorang janda, sudah nenek-nenek, rumahnya reot mau roboh. Dia ingin merenovasi tetapi tidak punya cukup uang. Akhirnya dia membuat surat yang ditujukan kepada Gusti Allah. 

Suratnya begini. Kepada Yth Gusti Allah di tempat. Saya janda sudah tua, ingin merenovasi rumah saya yang mau roboh. Saya butuh uang tiga juta. Mohon bantu saya ya Allah. Terimakasih. 

Surat itu kemudian dikirimkan ke kantor pos. Petugas pos kebingungan mencari alamat Gusti Allah. Akhirnya surat itu ditaruhnya di kantor Polsek. 

Surat itu kemudian dibaca oleh petugas yang piket. Setelah membaca kemudian menyerahkan kepada bapak Kapolsek. Kemudian Bapak Kapolsek itu mengumpulkan semua anggota polsek untuk menggalang dana bantuan seikhlasnya. Terkumpullah uang sebesar Rp 2,8 juta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline