Lihat ke Halaman Asli

Bobby Triadi

Menulis sambil tersenyum

Kembali Berkarya

Diperbarui: 17 November 2015   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Suasana sunset di Pantai Kuta Bali, 13 November 2015."][/caption]

Setidaknya sejak dua belas minggu terakhir, saya berfikir untuk kembali berkarya. Seorang sahabat menyarankan saya untuk kembali berkarya, setelah sebelumnya saya mengeluh tentang kicauan-kicauan di twitter sudah melewati batas logika dan kewarasan, media-media sosial hiruk pikuk membahas persoalan petinggi-petinggi republik yang terus membuat gaduh mengocok-ngocok isi kepala dengan kebingungan-kebingungan yang tak pernah selesai dan sambung menyambung. Sudah tidak lagi dapat membedakan, yang mana buzzer dan mana yang bukan. Apakah mereka pengelola negeri ini lebih serius berfikir dari kita-kita di media sosial?

Ah, sudahlah. Aku memilih kembali berkarya saja.

Kembali ke dasar. Sebelum mengenal dunia tulis-menulis sebagai jurnalis, saya terlebih dahulu mengenal dunia fotografi. Berajak dari hobi, sejak orang tua angkat saya mewariskan kamera tua dengan light meter yang tak lagi dapat berfungsi, namun dapat merekam berbagai peristiwa penting di era gejolak reformasi hingga berlanjut menjadi foto jurnalis di media cetak lokal di medan dan akhirnya menandatangani kontrak dengan beberapa kantor berita asing.

Setidaknya itu cerita 9 - 10 tahun yang lalu. Semuanya terhenti ketika kamera kelas profesional sudah tak lagi berada digenggaman. Tahun 2010-2011, pernah kembali berperan sebagai fotografer di Media Center salah satu parpol. Setelahnya, kembali terhenti hingga tiga bulan kebelakang.

Sejak tiga bulan yang lalu, saya kembali mengaktifkan akun instagram untuk menempelkan karya-karya hasil jepretan si mungil mobile phone. Tak kalah memuaskan dengan hasil jepretan kamera profesional, meski masih sangat memiliki keterbatasan. Dengan kamera mobile phone, tentu kita tak bisa bicara tentang ruang tajam. Tetapi beberapa produsen mobile phone sudah ada yang bisa mengunci fokus dan memfoto dengan jarak beberapa centimeter saja, hasilnya bisa merasakan sedikit ruang tajam.

[caption caption="Daun kering ini saya foto saat sedang di Pantai Kuta, Bali, 13 November 2015."]

[/caption]

Komposisi yang tepat dan menarik serta sedikit setelan di kamera mobile phone, ternyata bisa menghasilkan foto-foto yang indah. Dari sana saya tertantang untuk dapat menghasilkan karya-karya fotografi hanya dengan menggunakan kamera dengan keterbatan teknologi itu. Tentu, saya tidak naif untuk tidak menggunakan fasilitas photo editing untuk memoles hasil jepretan agar tampak lebih bagus. Hanya sekedar memainkan saturation, brightness dan contrast.

[caption caption="Foto ini saya ambil ketika di Pantai Kuta, Bali, 13 November 2015."]

[/caption]

Mobile phone yang saya pakai pun bukanlah yang berharga selangit, Asus Zenfone5 yang saya beli dengan harga Rp. 1.750.000.- pada bulan Mei yang lalu. Tapi, soal ketajaman gambarnya sangat saya akui memuaskan. Eitss, saya belum di kontrak Asus lho...

[caption caption="Ini adalah foto telpon di atas meja di samping tempat tidur hotel, foto diambil 12 November 2015."]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline