Lihat ke Halaman Asli

Bobby Triadi

Menulis sambil tersenyum

Kesatria di Kerajaan Culas

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tangkap itu pengkhianat!" kata Raja sambil mengelus keningnya dengan nada penuh kebimbangan.

"Tangkap itu pembangkang!" kata Raja sambil berkacak pinggang dengan nada suara bergetar.

"Tangkap itu pemberontak!!!" teriak Raja sambil menunjuk dengan posisi berdiri tegak dan bersuara lantang.

Ketika itu Wakil Patih Anti Rasuah Batu Warna berlutut dihadapan Raja Kerajaan Culas Suka Bala Yakan,  wajahnya masih kusut dan rambutnya pun masih awut-awutan. Batu Warna dipanggil dadakan, menghadap Raja Culas di istana, istrinya yang masih tanpa busana pun harus ditinggalkannya telentang tanpa kepuasan. Gak tau dimana keberadaan Patih Anti Rasuah Angin Segar, dini hari itu

Batu Warna tak datang sendirian, disampingnya ada Wakil Patih Hukum Denok Indiyana.

Batu Warna dan Denok Indiyana hanya bisa tertunduk layu ketika Raja bersuara lantang, dipikirannya, belum ada alasan dan cara yang tepat menangkap Kesatria pemberani yang dianggap Raja sebagai penghianat, pembangkang dan pemberontak. Kesatria yang pernah menjadi penasehat Raja untuk urusan politik, strategi tempur dan sekaligus membesarkan juga menguatkan kerajaan. Kesatria yang membuat kerajaan selalu menang dalam pertempuran-pertempuran. Kesatria yang sangat loyal kepada Raja. Kesatria itu bernama Angin Utama.

Kini kesatria Angin Utama telah dihukum pengasingan oleh rakyat kerajaan Culas oleh fitnah-fitnah yang telah disusun rapi oleh Raja dan patih-patih kerajaan Culas.

Kesatria yang pernah memimpin Kerajaan Demokrasi itu pun telah kembali menjadi rakyat biasa. Namun, pengikut-pengikutnya tetap menganggapnya seorang Raja Muda yang kesatria.

Singkat cerita, Batu Warna dititahkan untuk segera memenjarakan Angin Utama. Apa pun caranya dan apa pun alasannya, dihari yang sama ketika titah itu diserukan Raja Culas.

***

Waktu yang ditentukan pun tiba, kehadiran Angin Utama di Pendopo Anti Rasuah sudah dinantikan. Hari menjelang siang, Angin Utama tak kunjung datang memenuhi undangan. Angin Utama justru mengutus penasehat untuk mewakili, menurutnya undangan Anti Rasuah tak sesuai aturan UU Kerajaan. Meski kini Angin Utama adalah rakyat biasa, tapi dia tak ingin disepelekan dengan panggilan yang tak sesuai UU Kerajaan. Baginya, agar rakyat juga paham UU Kerajaan agar tak diperlakukan sama dengan dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline