Pasca ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, Setya Novanto kembali menjadi sorotan hangat oleh publik. Bagaimana tidak, setelah tersandung skandal bank di tahun 1999 dan kasus papah minta saham, kali ini gelar tersangka kembali tersemat kepadanya.
Namun demikian hal ini dapat menjadi momentum yang sangat tepat bagi KPK untuk melakukan counter attack terhadap Pansus KPK yang dilontarkan oleh DPR RI. Sejauh ini perang strategi antar keduanya cukup menimbulkan pertanyaan besar terhadap masyarakat, siapakah sebenarnya yang benar.
Jika dilihat sampai tahap ini, sepertinya KPK memiliki selangkah keunggulan terhadap pansus. Penetapan tersangka SN secara tidak langsung akan berdampak buruk bagi DPR RI, karena elektabilitas DPR akan beranjak turun terhadap masyarakat. Oleh sebab itu momentum ini sangat tepat bagi KPK.
Namun di sisi lain, tim Pansus akan lebih merasa bahwa ada tindakan usaha politisasi terhadap apa yang sedang diperjuangkan oleh mereka. Jika hal itu memang benar terjadi, maka KPK pun akan mengalami penurunan elektabilitas. Karena memang diketahui bahwa usaha angket DPR untuk pembubaran KPK ini dilakukan akibat melihat banyaknya penyelewengan yang dilakukan KPK selama ini, bahkan selama beberapa tahun berdiri KPK belum mampu menurunkan angka korupsi di Indonesia, hanya lebih kepada usaha penindakan daripada pencegahan.
Itulah mengapa momentum panas ini akan sangat dimanfaatkan dengan baik oleh KPK dan DPR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H