Temu Kompasiana Jumat, 25 Agustus 2023 bersama Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) di Gedung Bentara Budaya Jakarta sore ini adalah kelas membuat video menggunakan smarphone yang dimentori oleh Mas Rahab, dan Mas Agung Han.
Jum'at sore itu Gedung Bentara Budaya Jakarta ramai oleh bazar, Gerai Kompas yang rutin diadalan setiap dua minggu sekali, awalnya kami berencana bertemu di Cafe O2 Corner, namun cafe itu ternyata sedang digunakan untuk acara Kompas. Saya dan Irvan tiba di Stasiun Palmerah menjelang pukul 15.00. Kami berjalan kaki dari Stasiun Palmerah menuju Gedung Bentara Jakarta.
Pada zaman internet dan serba cepat ini, kita harus beradaptasi. Selain menulis artikel baik di blog, atau posting di instagram, kita juga harus bisa membuat video. Lihatlah betapa ramai viewer yang melihat video di reel instagram, tik tok, atau cup cut. Membuat video, sama halnya membuat film pendek, tidak mudah, namun bisa dipelajari asal tekun dan berulang-ulang mencobanya. Gunakan metode trial and error, sampai pada akhirnya kita mahir bikin video.
Mas Rahab pernah membuat video tentang anak kecil di Baduy yang membawa duren dengan pikulan, awalnya dia tidak kuat, dan secara bertahap dia mampu mengangkat pikulan durian tersebut.
Video iti viral, dan banyak dilihat oleh ribuan orang. Mas Agung Han pun sering membuat video, seperti video tentang Jogja, dan tentang commuter line.
Ini menarik buat saya, karena itu saya luangkan waktu khusus untuk hadir pada kelas membuat video dari KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) ini.
Tip membuat video dari Mas Agung Han dan Mas Rahab adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan konsep (apa yang akan diambil dan apa yang ingin diceritakan dalam video)
Konsepnya seperti apa? Spot video yang mau diambil per 5 detik apa saja? Pesan yang mau disampaikan apa? Sudut pengambilan gambarnya seperti apa? dll.
2. Voting (pilih cuplikan video pendek 1-5 detik)