Lihat ke Halaman Asli

Ruang Berbagi

TERVERIFIKASI

🌱

Awas Meledak!

Diperbarui: 21 Juni 2023   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor Awas Meledak - Denis Agati/Unsplash

 

Indonesia sempat digemparkan oleh teror bom yang dikemas dalam sebuah paket buku, yang akhirnya dikenal dengan "bom buku". Sedang marak-maraknya berita tentang bom buku ini, seorang penghuni asrama turut "membuat" teror di asramanya dengan "bom sepeda".

Pagi itu, seperti biasanya sang mahasiswa pergi ke kampus dengan sepeda kesayangannya. Ketika menjumpai sepeda onta tuanya di garasi sepeda, ia memindahkan jas hujan yang terbungkus plastik hitam dari boncengan sepedanya ke papan sandaran sepeda. Tidak lupa ia melepas aksesoris yang berupa lampu klip-klop hasil rangkaiannya beberapa hari yang lalu. Lalu, wuuss....ia berangkat ke kampus tercinta untuk melaksanakan tugas studi.

Hari itu, semua kelihatannya beres-beres dan lancar-lancar saja. Rencananya, setelah makan siang, ia akan melanjutkan "uji-coba" lampu klip-klopnya dengan modifikasi yang lebih ciamik. Selesai doa pembuka makan siang, bapak asrama mendatanginya. "Hei, kamu ya yang membuat lampu kelap-kelip di parkiran sepeda?", tanya sang bapak asrama dengan sungguh-sungguh. 

"Iya", jawab si mahasiwa lugu itu dengan santai. "Kamu telah membuat heboh. Lampumu itu menyala dan dikirain bom. Ini, saya tadi sudah mencatat nomor polisi yang bisa dihubungi. Untung, belum jadi. Kalo tidak, kamu bisa masuk penjara", ungkap bapak asrama.

"Sudah heboh-hebohnya teror bom begini, kamu malah buat bom sepeda", tambahnya. Semua orang di ruang makan itu tertawa karena kabar berita itu. Sedangkan si mahasiswa awalnya kaget lalu tertawa kecut. Ia tidak menduga bahwa idenya untuk mempercantik sepeda kesayangannya berbuntut kehebohan di asramanya.

Anehnya, mengapa lampu itu bisa menyala, padahal ketika ia berangkat kuliah, sudah pasti lampu itu mati? Pertanyaan itu yang ada di pikirannya.  Tetapi, jauh lebih bermakna ketika ia bisa belajar bahwa mengerjakan sesuatu perlu hati-hati dan memperhitungkan segala sesuatu yang akan terjadi dengan tindakannya. Awas, meledak!

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline