Sepak bola Indonesia bak hidup segan mati tak mau. Betapa tidak, prestasi sepak bola nasional kita sangatlah memprihatinkan. Bahkan dalam masa-masa ini, kita mengalami aneka tragedi: Kanjuruhan dan penghentian Liga 2 dan 3.Â
Adanya mafia bola bukan isapan jempol belaka. Mafia bola sungguh ada. Mafia bola adalah persekongkolan oknum pengurus federasi, pengurus klub, pemain, wasit, bandar judi, dan lain sebagainya yang bertujuan menguntungkan pihak-pihak tertentu baik secara finansial maupun penjenamaan (branding) diri dan lembaga.
Dalam sebuah obrolan dalam mobil yang melaju di belantara Jakarta, saya "mewawancarai" seorang dalam yang ternyata mengalami sendiri cara kerja mafia bola Indonesia beberapa tahun silam.
Narasumber ini bukanlah mantan pengurus dan bukan pula pemain sepak bola. Ia seorang berusia sekitar 50-60 tahunan. Uniknya, meski bukan pengurus atau pemain, ia memiliki akses yang lumayan luas dalam jajaran pergaulan petinggi dan pengurus klub, serta pemain bola.
Saya tidak bisa mengatakan secara spesifik profesinya dahulu demi menjaga kerahasiaan. Yang jelas, profesinya inilah yang menghantarnya bisa bergaul dengan lingkaran inti sepak bola nasional waktu itu, beberapa tahun silam.
Pengaturan skor di tubuh timnas Indonesia
"Kalau main bola normal, pasti kita ingin menang, kan," ujar narasumber yang saya sebut Pak Narsum ini. Saya mengangguk. Setelah menghela nafas panjang, Pak Narsum melanjutkan, "Tapi justru di timnas Indonesia waktu itu, jelang final sengaja mengalah."
Saya pun bertanya, mengapa bisa begitu. "Ya pertandingan turnamen itu dulu sudah ada yang atur. Bandar-bandar judi itu. Indonesia diminta kalah melawan tim tertentu di semifinal atau final. Nanti pengurus dan pemain yang mau kerja sama akan dapat duit," paparnya.Â
"Pantasan timnas kita jarang juara, ya," komentar spontan saya. Pak Narsum tersenyum. Pahit.Â
Baca juga: Bola itu Bundar tapi Kadang Milik Bandar
Pak Narsum lantas menyebutkan sejumlah nama mantan pemain timnas Indonesia yang menurutnya terlibat pengaturan skor. Juga nama sejumlah mantan pengurus federasi sepak bola kita. Mirisnya, sebagian nama-nama yang ia sebutkan masih berkiprah aktif dalam federasi dan atau klub-klub saat ini.Â