Dini hari waktu setempat, Rusia melancarkan serangan terhadap sejumlah target instalasi militer Ukraina di sejumlah kota. Termasuk kawasan seputar bandar udara Kiev.Â
Serangan ini dilancarkan dengan misil dengan tujuan melumpuhkan kekuatan udara Ukraina. Sebuah strategi yang lazim dilakukan sebelum invasi atau agresi militer lebih lanjut via darat dilanjutkan.
Ancaman sanksi ekonomi terhadap Rusia oleh AS dan sekutunya rupanya tidak membuat Rusia gentar. Rusia melalui Vladimir Putin bahkan mengakui kemerdekaan Republik Donbass, yaitu Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Lugansk (LPR) yang sebelumnya adalah wilayah Ukraina.
Pagi ini (24/2), Ukraina menyatakan keadaan darurat nasional. Rakyat Ukraina yang bisa mengangkat senjata diminta bersiap membela negara.Â
Di kota Mariupol, warga menyerbu ATM dan toko untuk mengambil uang dan membeli makanan sebagai antisipasi terjadinya perang lebih lanjut.Â
Laporan korban jiwa dan kabar simpang siur
Seperti halnya dalam perang lainnya, konflik Ukraina dan Rusia ini juga ditandai kabar simpang siur dari kedua pihak. Ukraina mengeklaim, pihak militernya telah menembak jatuh 5 pesawat Rusia. Jatuh pula 50 korban jiwa tentara Rusia di darat.
Dari pihak Rusia, militer Rusia mengeklaim bahwa serangan bertubi-tubi telah melumpuhkan kekuatan udara dan sejumlah gudang senjata Ukraina. Ratusan tentara Ukraina dikabarkan tewas.Â
Dari liputan langsung sejumlah wartawan, tampak misil-misil yang meluncur di udara sedang menuju target di Ukraina.Â
Situasi ibu kota Ukraina, Kiev mencekam
Presiden Zelenskyy dalam pesan Facebooknya pagi ini menyerukan agar masyarakat Ukraina bersatu mempertahankan kedaulatan mereka. Warga juga diminta mendonorkan darah ke rumah-rumah sakit untuk antisipasi pecahnya konflik lebih lanjut.