Lihat ke Halaman Asli

Ruang Berbagi

TERVERIFIKASI

🌱

Santo Ignasius Loyola dan Cintanya pada Kaum Miskin Papa

Diperbarui: 31 Juli 2021   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

St Ignatius Loyola dilukis oleh Johann Wolfgang Baumgartner  (--1761) (CC 1.0)

Santo Ignasius dari Loyola (1491 -- 1556) amat mencintai Sabda Tuhan. Kita tidak tahu kapan ia pertama kali membaca Alkitab. John W. Padberg SJ menduga, seandainya Ignasius telah membaca Alkitab pada tahun-tahun pertama hidupnya, kecil kemungkinan ia membaca Alkitab berbahasa Spanyol.

Karena larangan resmi dari Inkuisisi Spanyol untuk terjemahan Alkitab dalam bahasa lokal, terjemahan utuh Perjanjian Baru versi Katolik dalam bahasa Spanyol baru akan terbit tahun 1793.

Di sisi lain, pengetahuan bahasa Latin Santo Ignasius pada masa awal hidupnya kiranya tak cukup memadai untuk dapat membaca Alkitab dalam bahasa Latin. Ignatius kelak akan belajar di Barcelona untuk mempelajari Latin pada tahun 1524 -- 1526.

Dapat kita duga kuat, pada masa awal hidupnya, Ignasius menyimak Sabda Tuhan terutama melalui homili dan katekese di paroki asalnya di Loyola (kini di Gipuzkoa), Basque, Spanyol.

Biografi pertama Santo Ignasius yang merujuk pada Alkitab adalah "Reminiscences", yang sering disebut sebagai otobiografinya. Dalam buku itu, ia mengisahkan bahwa ia telah membaca "Life of Christ" karya Ludolf dari Saxony. Buku ini bersumber dari Alkitab, namun juga memuat legenda popular tentang kehidupan Kristus. Ignasius membaca karya itu saat ia sedang berada di Loyola untuk menjalani perawatan luka akibat perang di Pamplona.

Dalam buku tersebut, Ludolf mengusulkan agar pembaca menempatkan dirinya di dalam kisah Injil. Jenis kontemplasi yang dikenal sebagai Kontemplasi Sederhana ini menjadi dasar metode kontemplasi yang kelak Ignasius tawarkan dalam dalam Latihan Rohaninya.

Pembaca Latihan Rohani karya Ignasius akan menemukan jejak-jejak percampuran antara kisah Alkitab dan legenda popular yang menjadi rujukan Ignasius dalam metode kontemplasinya. Hal ini dapat kita tilik, misalnya ketika Ignasius menulis,"Maria dan Yusuf duduk di atas keledai dan seorang perempuan pelayan menuntun seekor lembu jantan". Kehadiran perempuan pelayan ini tidak tercatat dalam Injil manapun.

Tentunya apa yang ditulis Santo Ignasius dari Loyola terkait rujukan alkitabiah sangat bisa dipahami. Ia adalah bangsawan abad keenambelas yang menulis seturut ketersediaan pustaka pada zamannya.  

Dalam Latihan Rohani yang ia tulis, Ignatius menawarkan kekayaan Sabda Tuhan untuk dikontemplasikan sebagai jalan untuk mendekatkan diri pada Tuhan.

Selain itu, kecintaan Ignasius Loyola pada Alkitab tampak dalam surat-surat yang ia anggit. Surat-suratnya bukan sekadar sapaan manusiawi, melainkan juga sapaan berdasarkan teks-teks Kitab Suci yang menawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline