Gempa bumi kembali melanda DIY. Pada Senin pagi pukul 05.15 tanggal 28 Juni 2021 gempa berkekuatan 5,1 skala Richter terdeteksi dengan pusat gempat 55 kilometer barat daya Gunungkidul, Yogyakarta. Getaran gempa dirasakan di sekitar wilayah DIY dan Jawa Tengah.
Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG menulis di akun Twitternya bahwa gempa Jogja itu memiliki kemiripan dengan gempa di Malang selatan pada 10 April dan 21 Mei 2021. Sifatnya adalah berpusat di dalam lempeng (intraslab) pada kedalaman menengah.Â
Gempa di Gunungkidul, Yogyakarta tersebut sejauh ini tidak menimbulkan korban jiwa. Akan tetapi, Kompas melaporkan bahwa sejumlah rumah mengalami kerusakan. Nah, salah satu bagian rumah yang mengalami kerusakan parah adalah atap dengan genting berbahan tanah liat.
Sebagai penyintas dan relawan gempa DIY 2006, saya ingin membagikan penyadaran akan pentingnya memiliki rumah dengan atap ringan untuk mengantisipasi gempa. Keluarga saya beralih ke atap baja ringan alih-alih genting tanah liat yang berat.
Atap genting tanah liat berbahaya saat gempa bumi
Atap genting tanah liat bisa berbahaya saat terjadi gempa bumi. Dirilis seismicresilience, genting beton dan tanah liat yang berat sangat berbahaya kala terjadi gempa bumi.
Genting tanah liat rentan terlepas dan jatuh menimpa siapa pun dan apa pun di bawahnya. Genteng tanah liat rawan copot dengan tingkat yang berbeda-beda sesuai kekuatan gempa.
Salah satu kunci bangunan tahan gempa adalah ketahanan strukturalnya, termasuk beban atap yang masih dapat didistribusikan secara merata ketika gempa terjadi.Â
Atap yang berbahan tanah liat yang berat tentu menimbulkan beban berat bagi struktur bangunan di bawahnya sebagai penyangga. Jika atap semakin ringan, semakin ringan pula beban yang harus disangga oleh struktur bangunan secara keseluruhan.
Selain itu, rupanya struktur atap rumah tradisional Jawa Tengah dan Yogyakarta yang berbentuk limasan dan cenderung meruncing juga lebih mudah rusak diguncang gempa.Â
Twitter BPBD Bantul @PuspaslobBantul melaporkan gempa juga dirasakan di Bantul dengan kisaran III hingga IV MMI dan menimbulkan kerusakan pada bangunan dengan atap limasan atau cenderung meruncing. Setidaknya ada tiga bangunan rusak.Â
Pentingnya konstruksi atap tahan gempa
Menurut panduan Ciptakarya Dinas Pekerjaan Umum, taraf keamanan minimum untuk bangunan gedung dan rumah tinggal yang masuk dalam kategori bangunan tahan gempa, yaitu yang memenuhi berikut ini: