Baru-baru ini aneka media massa mengabarkan dugaan terjadinya kebocoran data kependudukan. Data yang diklaim milik 279 juta penduduk Indonesia bocor dan dijual di sebuah forum daring, Raid Forums.Â
Lepas dari segala kebocoran data secara daring atau online, kita tetap perlu mewaspadai keamanan data kependudukan kita secara luring. Salah satunya saat kita memfotokopi dokumen kependudukan kita.Â
Kelalaian kita dalam memfotokopi dokumen penting, baik di jasa fotokopi maupun di fotokopi kantor bisa berakibat kebocoran data kependudukan milik kita. Pada gilirannya, data pribadi itu bisa disalahgunakan orang.
Berikut ini adalah kiat agar data kependudukan aman berdasarkan pengalaman saya sebagai "mantan tukang fotokopi" di toko keluarga kami.Â
Beberapa contoh kelalaian kita saat ke tempat fotokopi
Keluarga kami memiliki toko kelontong sekaligus jasa fotokopi di dekat sebuah rumah sakit umum daerah. Setiap hari banyak konsumen menggunakan jasa fotokopi ini.
Beberapa kali pelanggan tidak mengambil KTP, SIM, Kartu Keluarga, Kartu BPJS, dan surat-surat penting lain yang tercecer di toko jasa fotokopi kami. Bahkan ada yang tidak pernah lagi diambil pemiliknya.
Kemungkinan besar si pemilik memang rumahnya di luar kota atau jarang menggunakan (mengeluarkan) surat-surat itu sehingga ketika hilang, mereka tidak menyadarinya.Â
Jujur saja, beberapa kali kami sebagai pengelola jasa fotokopi juga lalai. Kami lupa mengembalikan surat penting yang tertinggal di mesin fotokopi. Ini terjadi ketika kami harus melayani banyak konsumen atau saat pegawai belum berpengalaman.Â
Saya pun pernah lalai mengembalikan KTP konsumen. Terlalu sibuk dengan uang kembalian. Konsumen juga sibuk dengan pikiran lain sehingga lupa menanyakan dokumen pentingnya.Â
Prosedur kami adalah menyimpan semua dokumen yang tertinggal atau tercecer secara aman. Karyawan kami tidak diperbolehkan "mempermainkan" data penting itu.Â