Kereta dari Jakarta itu melambat kala tiba di Stasiun Tugu
kusisir di antara pejalan kuyu layuÂ
secercah wajah ayu: engkau
*
Entah tlah berapa badar kau tak berkabar
menguji batas sabar bundamu yang nyaris cabar
rindu tiada tambar
*
Di stasiun ini dulu aku melepasmu perih
berharap engkau kembali, duhai ananda kinasihÂ
dengan bahagia yang kauraih