Lihat ke Halaman Asli

Ruang Berbagi

TERVERIFIKASI

🌱

Haruskah Menyertakan Sumber Rujukan Penulisan Artikel Blog?

Diperbarui: 8 Januari 2021   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by NeONBRAND on Unsplash

Ngeblog memang sekilas mudah. Tinggal ketik apa yang kita pikirkan, lalu kita tayangkan. Akan tetapi, ada satu hal penting yang justru sering tidak atau kurang disadari oleh banyak narablog (blogger): pencantuman sumber rujukan.

Perbedaan mendasar antara blog dan buku harian adalah dampaknya pada masyarakat. Dalam buku harian, kita bebas menulis apa saja. Kemarahan dan kebencian kita pun bebas kita umbar sebagai pelampiasan emosi. Di buku harian, kita juga bebas mengungkapkan dugaan atau kecurigaan.

Selama buku harian itu hanya dibaca oleh penulisnya saja, hal-hal semacam itu sah-sah saja. Lain halnya dengan blog yang tayang di ruang publik. Masyarakat luas bisa membaca tulisan kita. Begitu menulis sesuatu di blog, tulisan kita menjadi konsumsi publik dan tunduk pada aturan hukum.

Kita tahu, Indonesia telah menerapkan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (disingkat UU ITE) atau Undang-undang nomor 11 tahun 2008. Selain itu pasal-pasal KUHP terkait pencemaran nama baik, penipuan, dan sebagainya tetap berlaku. Aneka aturan hukum ini menjadi pedoman juga bagi penulis blog.

Haruskah menyertakan sumber rujukan pada artikel blog?

Pertanyaan yang muncul: haruskah penulis blog menyertakan sumber rujukan pada artikel blognya? Kapan ia "harus" dan kapan ia "tidak harus" menyertakan sumber rujukan pada artikel blognya?

Hal ini sering menjadi sumber kebingungan para penulis blog, baik pemula maupun yang lebih berpengalaman. Apa faktor-faktor yang membuat penulis "wajib" mencantumkan sumber rujukan dalam artikel blognya?

Pertama-tama, saya menyadari bahwa tulisan ini pun sebuah opini yang tidak selalu harus diikuti dan disepakati. Akan tetapi, saya percaya bahwa apa yang akan saya sampaikan di sini memiliki pendasaran logis dan etika media yang memadai.

Kapan wajib menyertakan sumber rujukan pada artikel blog?

Pada hemat saya, kita sebagai penulis blog dan atau penulis untuk publik perlu menyertakan sumber rujukan pada artikel blog ketika:

1. Mengutip pendapat orang lain dari media (bukan wawancara pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline