Lihat ke Halaman Asli

Ruang Berbagi

TERVERIFIKASI

🌱

Kuliah "Biasa" Habiskan Modal, Kenapa Tak Pilih Vokasi atau Wirausaha?

Diperbarui: 8 September 2020   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: news.kkp.go.id

Hari-hari ini saya lumayan intensif berdialog dengan seorang kerabat saya yang bimbang tentang pilihan setelah lulus SMA nanti. Ia sekarang sedang galau memikirkan aneka opsi yang memenuhi benaknya.

Opsi pertama adalah mendaftar ke sebuah fakultas kedokteran dengan ikatan kedinasan militer. Beasiswa disediakan bagi mahasiswa yang lolos seleksi. Akan tetapi, persaingan untuk mendapatkan kursi mahasiswa baru di fakultas kedokteran amat ketat. Kerabat saya menilai dirinya sulit lolos karena suatu kondisi fisik tertentu. 

Opsi kedua adalah mendaftar ke sebuah fakultas kedokteran di sebuah universitas negeri. Uang pangkal saja diperkirakan puluhan sampai ratusan juta. Belum lagi biaya semester dan biaya praktikum. Memikirkan jumlah uang yang diperlukan untuk kuliah kedokteran saja sudah bikin nyali ciut.

Pilihan ketiga adalah mendaftar ke sebuah okupasi vokasi. Stratanya ialah D3. Meskipun kurang prestisius, justru bidang spesifik ini menawarkan peluang kerja yang besar. 

Orang Miskin Dilarang Kuliah?

Kiranya tidak berlebihan sebuah ungkapan yang sering kita dengar: "Orang Miskin Dilarang Kuliah". Kenyataannya, biaya kuliah di negeri kita memang tinggi. 

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Sosial Budaya dan Pendidikan 2018, rata-rata keseluruhan biaya pendidikan nasional tingkat Perguruan Tinggi tahun ajaran 2017/2018 mencapai Rp 15,33 juta. Angka ini lebih dari dua kali lipat biaya pendidikan tingkat SMA/SMK yang mencapai Rp 6,5 juta. 

Total rerata biaya pendidikan tersebut mencakup komponen semacam biaya pendaftaran, uang saku, dan uang transportasi.

Ada perbedaan rerata biaya pendidikan tingkat Perguruan Tinggi berdasarkan provinsi. Provinsi termahal untuk berkuliah adalah Banten dengan rerata biaya kuliah Rp 22,26 juta.

Posisi kedua ditempati DKI Jakarta dengan rerata biaya kuliah Rp 20,7 juta. Posisi ketiga diduduki Sulawesi Selatan (Rp 20,5 juta). Disusul Jawa Barat (Rp 20,2 juta), Bali dan DIY (sama-sama Rp 18,6 juta).

Provinsi dengan rerata biaya kuliah termurah adalah Sulawesi Barat (6,6 juta). Tabel lengkap di sini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline