Lihat ke Halaman Asli

Ruang Berbagi

TERVERIFIKASI

🌱

"Profesor" Hadi Pranoto, Anji, dan Aneka Kejanggalan yang Menyertai

Diperbarui: 4 Agustus 2020   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar YouTube Anji bersama Hadi Pranoto(Screenshot) via Kompas.com

Musisi Anji kembali menuai kontroversi. Belum lama ini, ia sempat membuat sebagian kalangan fotografer profesional tersinggung terkait komentarnya soal foto jenazah korban Covid-19 yang dibuat fotografer National Geographic.

Anji antara lain mempermasalahkan, bagaimana mungkin fotografer diizinkan memotret jenazah korban virus corona, sedangkan anggota keluarga saja sulit mengakses ruang jenazah. Komunitas fotografer lantas mengajak Anji berdiskusi mengenai prosedur kerja fotografer di tengah pandemi. 

Baru-baru ini, Anji mengunggah video wawancara dengan Hadi Pranoto, yang ia panggil sebagai profesor. Sayang, video wawancara itu kini sudah tidak lagi ditemukan di kanal Dunia Manji. 

Dalam transkrip wawancara yang beredar luas di media sosial, Hadi Pranoto mengungkapkan sejumlah pernyataan yang memuat aneka kejanggalan. Bahkan, sejumlah pernyataan sang "profesor" belakangan dapat dikategorikan sebagai kesalahan fatal dari sudut pandang ilmiah.

Berikut ini tangkapan layar transkrip wawancara Hadi Pranoto dengan Anji:

Sumber: https://twitter.com/jnessy_/status/1289770029395787777

Berikut pernyataan Hadi Pranoto yang janggal dan saya nilai keliru:

1. Panas sinar matahari memang bisa membunuh virus

Berikut jawaban dari situs resmi WHO ( https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses) 

"Riset menunjukkan bahwa virus corona (termasuk informasi awal mengenai COvid-19) dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam sampai beberapa hari. Hal ini tergantung aneka faktor (misalnya jenis permukaan, suhu dan kelembaban lingkungan). Bagaimanapun, tidak ada bukti bahwa sinar matahari membunuh virus korona baru (Covid-19).

Dalam wawancara dengan BBC Future, William Bryan, seorang ilmuwan, berpendapat bahwa:

- Tidak ada yang tahu berapa lama dan berapa intensitas sinar matahari diperlukan untuk menonaktifkan Covid-19
- Jumlah UV sinar matahari bervariasi tergantung pada waktu, cuaca, musim, dan lokasi di mana Anda tinggal. Artinya, ini tidak akan menjadi cara yang dapat diandalkan untuk membunuh virus.
- paparan berlebihan sinar UV justru dapat menyebabkan kerusakan, dan meningkatkan risiko kanker kulit.
- Saat virus ada di dalam tubuh Anda, paparan sinar UV tidak akan berdampak untuk menyembuhkan infeksi.

Kesimpulan: panas matahari tidak dapat diandalkan untuk membunuh virus, apalagi jika virus sudah ada dalam tubuh pasien.

2. Virus yang begitu kuat dosisnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline