Lihat ke Halaman Asli

Ruang Berbagi

TERVERIFIKASI

🌱

Delusion of Grandeur, Gangguan Jiwa di Balik Raja dan Ratu Halu

Diperbarui: 20 Januari 2020   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: kompas.com/istimewa

Masih segar dalam ingatan kita raja dan ratu halu yang mengklaim sebagai penerima wangsit kerajaan agung masa lalu. Toto Santoso menyebut diri sebagai Sinuhun. Fanni Aminadia, teman wanitanya, mengaku sebagai ratu. 

Toto yang dulu pernah tinggal di bantaran rel kereta di Jakarta mengaku menerima wangsit dari leluhur dan Raja Sanjaya keturunan raja Mataram untuk meneruskan pendirian Kerajaan Mataram di Kecamatan Bayan, Purworejo. Ia pun meyakinkan pengikutnya, jika ingin bernasib lebih baik maka harus bergabung dengan Keraton Agung Sejagat.

Delusion of Grandeur

Dalam dunia psikologi, penyakit yang kemungkinan besar diderita oleh para raja dan ratu halu ini adalah delusion of grandeur. John Grohol (2018) mendefinisikan gangguan kejiwaan ini sebagai "keyakinan salah bahwa seseorang memiliki kualitas superior seperti jenius, ketenaran, kemahakuasaan, atau kekayaan." 

Delusion of grandeur ini paling sering merupakan gejala skizofrenia, tetapi juga bisa merupakan gejala yang ditemukan pada gangguan psikotik atau bipolar, serta demensia (seperti Alzheimer).

Dalam bahasa Indonesia, delusion of grandeur sering disebut juga sebagai waham kebesaran. Penderita waham kebesaran memandang diri mereka sendiri sebagai figur yang patut dipuji, bahkan disembah karena kualitas diri mereka. 

Orang yang memiliki gangguan waham kebesaran bisa jadi adalah pribadi narsistik yang mencintai diri sendiri secara berlebihan. Pribadi narsistik cenderung "menggelembungkan" citra diri secara berlebihan sehingga justru tidak realistis lagi.

Klaim Ilahi

John Grohol mencatat,  pengidap waham kebesaran mungkin percaya bahwa dirinya telah menerima pesan khusus dari Tuhan. Dalam kasus Raja Toto Santoso, si penderita memang mendaku bahwa ia menerima wahyu ilahi dari raja agung di masa lampau untuk meneruskan estafet kerajaan di masa sekarang.

Klaim ilahi ini rupanya mampu menarik perhatian sejumlah orang yang lantas menjadi pengikut si raja halu. Tercatat, lebih dari 400 orang tunduk pada perintah sang raja. 

Konteks Indonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline