Dorothy Stang adalah pahlawan lingkungan yang patut kita kenang jasanya. Dorothy, sang "malaikat" pembela petani miskin Amazon lahir 7 Juni 1931 di Dayton, Ohio, Amerika Serikat. Keinginannya untuk membaktikan diri pada Tuhan dan sesama manusia mendorongnya untuk bergabung dengan para biarawati Notre Dame de Namur pada tahun 1948.Â
Dari tahun 1951 hingga 1966, ia aktif sebagai guru sekolah dasar di beberapa kota di Amerika Serikat. Tahun 1966, Sister Dot, demikian ia biasa dipanggil, menyanggupi tawaran untuk bergabung dengan penugasan internasional ke Brazil. Kenyamanan sebagai guru sekolah dasar yang dikelilingi anak-anak berani ia tinggalkan untuk menuju tanah antah-berantah di belantara Amazon.
Sejak tahun itu, Dorothy berkarya di antara petani miskin di wilayah hutan hujan Coroata, Maranhao, Brazil. Sister Dot mendampingi mereka dengan mengajarkan bagaimana bercocok tanam di petak-petak kecil dan mengekstraksi hasil hutan tanpa harus merusak hutan. Dia juga berusaha melindungi petani dari geng kriminal yang bekerja atas nama peternak yang ingin menguasai sebanyak mungkin lahan untuk ternak mereka.
Semasa hidupnya, ia sering mengenakan kaus dengan slogan berbahasa Portugis, "A Morte da floresta o fim da nossa vida". Artinya, "Kematian Hutan adalah Akhir dari Kehidupan Kita ".
Karena kegigihannya membela hak-hak para petani miskin di belantara Amazon, Dorothy berkali-kali mendapat ancaman dari para anggota geng. Menanggapi ancaman itu, Dorothy berkata, "Saya tidak ingin melarikan diri, saya juga tidak ingin meninggalkan para petani yang hidup tanpa perlindungan di hutan. Mereka memiliki hak sakral untuk memiliki kehidupan yang lebih baik di tanah di mana mereka dapat hidup dan bekerja dengan bermartabat sambil menghormati lingkungan."
Dorothy yang lantas juga menjadi warga negara Brazil menghadiri KTT Bumi pertama yang bersejarah tahun 1992 di Rio de Janeiro. Beberapa minggu kemudian, dia menulis kepada keluarganya, "Katakan pada semua bahwa kita harus melakukan upaya besar untuk menyelamatkan planet kita. Ibu Bumi tidak dapat menyediakan lagi. Air dan udaranya diracun dan tanahnya sekarat karena penggunaan bahan kimia yang berlebihan, semua atas nama keuntungan.
Berdoalah untuk kita semua dan untuk dunia di mana semua bisa hidup - tumbuhan, hewan, dan manusia - dalam kedamaian dan harmoni. "Â
Pada tahun 2002, ancaman kematian meningkat. Di kalangan para anggota geng, beredar tawaran hadiah dari seseorang untuk membunuh Dorothy dengan bayaran tinggi. Meski demikian, dengan tenang Dorothy melanjutkan pelayanannya bagi masyarakat lemah di Amazon. Dia terus berjuang melawan penebangan ilegal dan peternak yang melakukan tindakan kekerasan terhadap penduduk asli hutan yang sangat dia cintai.
Wafatnya Dorothy
Tanggal 12 Februari 2005, Dorothy yang berjalan menuju rumah para petani miskin di tengah hutan dihadang oleh para anggota geng. Saat itu, Dorothy sudah berusia 73 tahun.Â
Sulit membayangkan bahwa seorang wanita berusia demikian lanjut dianggap sebagai ancaman yang mengharuskan seseorang menyuruh anggota geng untuk membunuh Dorothy.