Lihat ke Halaman Asli

Pedagang Berdebat tentang Tuhan

Diperbarui: 6 Februari 2016   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alkisah ada 2 orang pedagang sedang berdebat kusir di sebuah warung kopi di pinggir jalan.

“Pokoknya aku tidak percaya kalau Tuhan itu ada!” salah satu diantara mereka yang terlihat lebih muda berkata dengan tegas. Sorot matanya seolah-olah menantang teman debat kusirnya untuk mematahkan pernyataannya.

Sayangnya, walaupun sang teman adalah orang yang percaya kalau Tuhan itu ada, sebagai pedagang yang sibuk, dia tidak memiliki ilmu ke-Tuhan-an yang cukup untuk mendebat pertanyaan “seberat” ini dan dia tidak punya banyak waktu untuk belajar.

“Bagaimana kalau Tuhan itu ada?” akhirnya dia menjawab sambil tersenyum.

“Maksud kamu?” sahut pedagang yang pertama sedikit kesal, didorong oleh semangat membara untuk berdebat yang mungkin datang dari pengaruh kopi kental yang telah habis diminumnya setengah.

“Iya, bagaimana kalau Tuhan itu ada?” sambutnya, “Kalau Tuhan itu tidak ada, aman, kita mati busuk jadi tanah, tulang kita jadi fosil selesai, tapi bagaimana kalau ternyata Tuhan itu ada?

Pedagang pertama sedikit terdiam, tapi sikap ngototnya kembali membara, “Tetap saya yakin Tuhan itu tidak ada!”

“Iya saya tidak punya kemampuan membantah kamu, saya cuma bertanya, bagaimana kalau ternyata Tuhan itu ada?”

“Kalau ternyata memang benar Tuhan itu tidak ada, mau sebelumnya percaya Tuhan atau tidak, tidak akan membuat saya untung atau rugi, saya toh sudah mati jadi tanah dan abu”

“Tetapi sebaliknya, kalau ternyata Tuhan itu ada, tentu saya relatif aman karena sebelumnya saya memilih untuk percaya, nah kamu yang tidak percaya, mau bilang apa sama Tuhan?”

Jakarta, 6 February 2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline