Lihat ke Halaman Asli

Merentang Jalan Pulang

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Segunung jelaga bukan jerih laga sebenarnya
Imbas yang terempas perjalanan panjang
Di antara debudebu menyeruak dengan pejam mata
Gemetar melapar diri dengan mulut kering

Aku menggantang asa pada sosok aku bergantung
Tapi pupus, selebihnya gertak tak tuntas
Aku keburu murka, bukan pecundang, tapi hilang selera
stimulan yang menggunduk buyar oleh bandang sekejap

tumbang menimbun janji melupa terimpasi
dalam sendiri berdiri puing, dari padri terguling
kurun yang hilang riuh tinggalkan gelanggang
kembali membekas sisasisa mimpi meretas

sampaikah aku pada pencapaian akhir
melepas sauh merebah pada dermaga jingga
atau akan terus menguliti mimpi atau mengupas asa
terhempas atau memapas saat mengejan puisi

tembiang menghunjam jantung darah mengucur dan menjulur hingga memuara
tak sempat berkelit, berbelit kata saat mengungkit janji
aku tersadar, pada pendar lagi
aku sulit menampik, akan pelik jika menghardik

kesungguhan ini akan ada
beredar masa kapan menjadi lusa akan membusa?
Lalu urung berpantang
Terlanjur terbentang
Menantang
Untuk kembali pulang

Mahbub Junaedi

Bumiayu, 14 Mei 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline