Lihat ke Halaman Asli

Bob S. Effendi

Konsultan Energi

Indonesia Telah Memvalidasi ThorCon

Diperbarui: 23 Juli 2019   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laporan Tengah Kajian PLTT oleh P3Tek 

~Setelah tiga tahun, Pemerintah akhirnya berkerjasama dengan Thorcon untuk memvalidasi proposalnya~

Bagi sektor nuklir di Indonesia nama ThorCon sudah tidak asing lagi karena sejak 2015 Thorcon secara serius dan konsisten, bahkan satu-satunya perusahaan nuklir yang beroperasi di Indonesia secara resmi, mendorong Pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan proposal Thorcon yaitu : membangun PLTT 500 MW dengan investasi swasta sebesar US$ 1,2 Milyar (Rp 17 Triliun) melalui skema IPP dengan target harga jual listrik di bawah $0.07 per kwh serta membangun pabrik PLTT paska 2030.

Pada akhirnya pada tahun 2018, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Balitbang ESDM) sepakat untuk bekerjasama untuk melakukan studi mengenai Implementasi dari  Pembangkit Listrik Tenaga Thorium 500 MW (PLTT) Thorcon di Indonesia dengan menandatangani nota kesepahaman dengan Thorcon International pada 13 Oktober 2018 yang di lakukan oleh Kepala Balitbang ESDM,  Bapak Sutijastoto yang saat ini menjabat Dirjen Energi Baru dan Terbarukan ESDM --Pejabat yang memegang kunci terhadap kebijakan nuklir.

ttd-mou-5cf2ae1295760e5a35799a46.jpg

Kepala Balitbang ESDM,  Bapak Sutjiastoto dan Kepala Kantor Perwakilan Thorcon di Indonesia, Bob Effendi memegang naskah nota kesepahaman yang disaksikan oleh eksekutif Thorcon, David Devanney dan Lars Jorgensen. Bapak Sutjiastoto sekarang ini menjabat sebagai Dirjen EBTKE ESDM

Studi  yang di lakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3Tek-EBTKE) ini merupakan kajian singkat yang akan digunakan sebagai alat evaluasi untuk rekomendasi kepada pemerintah untuk menentukan apakah proyek akan menjadi program nasional atau tidak.  --Tentunya Studi kelayakan yang lebih komprehensif termasuk studi tapak akan dilakukan setelah pemerintah memberikan lampu hijau terhadap proyek ini. 

Studi ini di targetkan untuk  menjawab 5 pertanyaan mendasar yang relevan dalam mengambil keputusan, yakni: 

1) Apakah peraturan dan regulasi yang berlaku memadai untuk dapat membangun PLTT Thorcon di Indonesia? 2) Apakah listrik dapat dijual dibawah biaya produksi pembangkitan (BPP) rata-rata nasional, yakni di bawah $0,07 per kwh? 3) Apakah PLTT Thorcon memiliki keselamatan yang lebih tinggi yang dapat menangani jenis kecelakaan Fukushima dengan aman? 4) Di lokasi mana akan dibangun? 5) Apakah lokasi tersebut memiliki permintaan yang cukup dan infrastruktur listrik yang memadai?.

Setelah 6 bulan, Tim Kajian P3Tek telah menyelesaikan laporan tengah dari Studi Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) Thorcon yang dalam laporan jangka menengah mencakup regulasi, keselamatan dan keekonomian. 

Laporan tengah tersebut menyimpulkan bahwa PLTT Thorcon tidak hanya kompetitif secara ekonomis dengan batubara tetapi juga memiliki standar keselamatan yang lebih tinggi dengan sistem keselamatan pasif penuh - artinya sistim keselamatan Thorcon tidak tergantung kepada listrik ataupun manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline