Lihat ke Halaman Asli

Muhardis

Penulis

Tips dan Trik Menilai via Google Form

Diperbarui: 3 Juni 2023   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hadirnya Covid 19 memaksa siapa saja untuk berubah. Tidak hanya pelaku ekonomi, pelaku pendidikan seperti guru juga harus berubah. Ikan yang sehat ialah ikan yang berenang melawan arus. Guru sudah waktunya menguatkan sirip dan insang melawan serangan perubahan teknologi pembelajaran.

Belajar dalam jaringan (daring), menilai pun daring. Tidak ada lagi alasan pendidik butek, buta teknologi. Google Form, setidaknya, hadir sebagai asisten guru dalam menilai, bahkan sangat sederhana bagi mereka yang baru saja melek teknologi. Ingat, ini bukan iklan, ya. Di luar sana mungkin lebih banyak lagi platform yang dapat memudahkan guru.

Sedikit pengalaman ini mungkin bisa dijadikan pembelajaran guru sehubungan dengan penilaian, terlebih penilaian kekinian yang berjenis asesmen kompetensi minimum (AKM). Semua serba minimum. Jumlah peserta asesmen, minimum. Keterampilan yang di-ases, minimum. Bahkan, satuan pendidikan pun tak perlu melakukan persiapan besar-besaran seperti persiapan ujian nasional. Cukup minimum. Toh asesmen kompetensi minimum hadir bukan sebagai penentu kelulusan, tapi lebih kepada potret-memotret satuan pendidikan.

Berbeda halnya dengan kegiatan yang dilakukan guru di satuan pendidikan. Semua upaya dikerahkan agar peserta didik mendapatkan pelayanan maksimum. Keterbatasan media, semisal komputer dan jaringan, menjadi "arus" tersendiri yang harus dihadang. Peserta didik belajar secara daring, masa iya penilaian masih luring. Jauh sasaran dari anak panah.

Menyusun penilaian dengan media daring memaksa guru kreatif dan inovatif. Harus ada keinginan di dalam diri sendiri untuk melakukan perubahan. Belajar merdeka, eh merdeka belajar, memberikan guru kesempatan belajar sebebas-bebasnya dari sumber belajar yang bebas-akses. Seperti yang sudah dipampangkan pada bagian awal, Google Form atau G-Form bisa dijadikan pilihan.

Bagaimana tips n trik-nya? 

Pertama, kita hanya perlu mengaktifkan gmail sebagai awal akses G-Form. Setelah itu, kita dapat mengakses berbagai tipe penilaian yang ingin disasar, tentunya setelah memilih tambahkan google formulir---kuis kosong. Ada beberapa pilihan yang sudah default, seperti jawaban singkat, paragraf, pilihan ganda, kontak centang, drop-down, skala linier, kisi pilihan ganda, dan petak kotak centang.   

Sebelum memilih jenis soal yang akan dibuat, kita juga bisa memilih tema yang diinginkan. Pada bagian tema dengan ikon ini          terdapat banyak pilihan gaya teks, warna, dan latar belakang. Kita juga dapat menambahkan kop satuan pendidikan pada bagian Header.

Pada bagian setelan, jangan lupa mengubah pengaturan "Jadikan ini sebagai kuis" agar kita dapat menambahkan poin atau nilai. Berikutnya ubah pengaturan "Batasi ke 1 jawaban" agar peserta tes hanya bisa mengerjakannya satu kali saja dan menonaktifkan pilihan "Izinkan pengeditan respons" supaya jawaban yang sudah dikirim tidak bisa diperbaiki. Selanjutnya, untuk meminimalisasi kerja sama dalam pengerjaan soal, kita bisa mengubah pengaturan "Acak urutan pertanyaan" pada bagian presentasi. Satu hal penting, kita juga bisa membatasi waktu pengerjaan soal dengan menonaktifkan "Menerima jawaban" pada bagian menu jawaban.

Berikutnya beralih ke tipe soal yang bisa kita gunakan untuk penilaian. Pertama, jawaban singkat. Tipe ini memberikan kesempatan kepada kita mengukur kemampuan peserta didik merespons secara cepat kompetensi yang berkaitan dengan mengingat dan memahami. Bentuk ini cocok digunakan untuk mata pelajaran bahasa, seperti materi memahami unsur-unsur pembangun kalimat. Peserta didik hanya menjawab berupa kata, frasa, atau angka.

Tipe berikutnya, pilihan ganda. Kita dapat menggunakan tipe ini untuk mengukur pemahaman dan ingatan peserta didik, sama halnya dengan pilihan ganda pada tes jenis paper based. Bentuk yang dapat dipilih untuk kategori kemampuan ini, namun bisa juga mengukur kemampuan analisis dan interpretatif, ialah kotak centang. Bentuk ini juga yang sedang digandrungi oleh asesmen kompetensi minimum. Peserta didik diberikan pilihan jawaban benar lebih dari satu. Jika di pilihan ganda hanya ada satu jawaban benar, untuk kontak centang ini kita perlu menyediakan lebih dari 1 jawaban benar. Meskipun begitu, jumlah pilihan jawaban termasuk distraktor tetap sama, yakni 4 pilihan (A,B,C,D) untuk jenjang SD dan SMP/Sederajat; lima pilihan jawaban (A, B, C, D, E) untuk jenjang SMA/Sederajat. Semua pilihan jawaban hanya tersedia dalam bentuk baris.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline