KOMPASIANA.COM - Berada di posisi strategis, Desa Suela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, kerap menarik perhatian wisatawan mancanegara untuk menikmati kesejukan alam dan keramahan sosial.
Mhei dan rekannya yang kedua-duanya berasal dari daerah klub sepak bola bergengsi di dunia, Barcelona, Spanyol, tampak riang gembira berdiskusi dengan anak muda setempat. Mhei tak ingin melewatkan berbagai kuliner khas Suela dan menikmati keheningan malam di desa yang sebelah utara dan barat lauknya itu, terdapat hutan lebab dengan kualitas dan intesitas yang berbeda-beda.
Masyarakat Suela patut bersyukur. Lantaran dikarunai hutan lindung sebagai sumber mata air bersih untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan sehari-hari dan mengairi pertanian serta irigasi. Hutan itu dinamai Lemor, yang di dalamnya terdapat kolam yang dekat dengan mata air. Pengunjung dapat melihat mata air tersebut di celah-celah bebatuan terhimpit akar pohon-pohon yang besar dan menjulang tinggi dan lebab.
Terdapat flora dan fauna seperti bunga anggrek yang cantik dan musang hitam yang mencari makan di dedaunan tepat di pinggir-pinggir jalan rute masuk ke kolam yang airnya baru keluar dari akar kayu alami di celah-celah bebatuan.
Camat Suela meyakini, mandi di kolam lemor merupakan khasiat untuk mengencangkan kulit atau rahasia awet muda. "Saya pernah ditanya oleh teman-teman dinas serta wisatawan, bapak kok muda terus, apa rahasianya? Saya jawab sering-sering mandi ke kolam Lemor," katanya saat menyampaikan sambutan di berbagai acara di wilayah kematan tersebut.
Desa dengan hamparan sawah yang ditancapi pohon-pohon kelapa dan nangka tersebut, berada di antara jalur ke Gunung Rinjani dan jalur ke Pelabuhan Kayangan Lombok Timur. Wisatawan biasanya yang bertujuan mendaki ke gunung yang menyimpan Segara Anak tersebut, menginap di Suela dengan menyewa rumah inap (home stay)dengan bayaran Rp 200. 000 permalam. Pun bagi wisatawan yang ingin menyeberang ke Pulau Sumbawa melalui pelayaran Pelabuhan Kayangan yang berada di Kecamatan Labuan Lombok.
Forum Pemuda Suela (Formula), mengembangkan home staydan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kuliner khas Suela. Kini, terdapat lima buah rumah inap seperti homestay Bunga Rosa, homestay Sekar Tunggal, homestay Bale Bleq dan homestay Fatamorgana.
Menurut Ketua Formula Bustanul Aripin, tahun 2018 ini, akan dikembangkan dan dibangun rumah inap dengan jumlah 20 unit. Agar masyarakat setempat secara merata dapat merasakan jasa sewa homestay."Kita menyusun dan menambah untuk tahun 2018 ini menjadi 20 homestay,"katanya.
Sedangkan dengan kuliner khas desa setempat, pengunjung atau wisatawan dapat menikmati nasi goreng Ibu Johar yang berada di sebelah kiri masjid Islahul Anwar Suela, nasi uduk Hj Kalsum yang berada di sebelah kanan pertigaan Suela, roti bakar di depan Puskesmas Baru Suela bikinan Didit dkk yang harganya Rp 10.000 per piring/per bungkus.
Selain itu, kuliner kupa-kupa, nagasari, sumping, lupis, pelecing dapat ditemui di rumah-rumah warga sekitaran Desa Suela. Seperti kupa-kupa Papuq Herni, Nagasari Inaq Supar, Bantal Inaq Acip, Plecing dan Kue Ibu Johar dan Pisang Goreng Inaq Ameng serta ayam panggang Inaq Rahamdi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H