Berada di shaf pertama, didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi. Presiden Joko Widodo tampak dari kejauhan mengikuti sholat tarawih berjamaah di Masjid Raya At-Taqwa Mataram, NTB, pada Jumat (10/6) malam pukul 20.00 WITA.
Kehadirannya disambut antusias ratusan jamaah NTB. Setidaknya, Presiden Jokowi sejak dilantik 20 Oktober 2014 lalu, sudah tiga kali mengunjungi pulau yang dijuluki seribu masjid itu. Pada peringatan dua abad Tambora Menyapa Dunia 2015 di Kabupaten Bima, dan pada puncak perayaan Hari Pers Nasional di Kawasan Mandalika Resort, Lombok Tengah, 9 Februari 2016 lalu.
“Alhamdulillah kita bersyukur. Presiden kembali berkenan hadir untuk ketiga kalinya,” ujar Zainul Majdi dalam sambutannya sebelum sholat terawih dimulai.
Kedatangan Presiden kali ini untuk bersilaturrahim sekaligus akan melihat perangkat ketenagalistrikan di Jeranjang, Kabupaten Lombok Barat, yang rencananya besok (Sabtu/11/6) akan dilihat secara langsung.
“Soal listrik ini seringkali ada laporannya mengalami mampet. Tenaganya kita akan tambah 2x25 megawatt agar usaha-usaha kecil (mikro) masyarakat terus meningkat,” katanya.
Presiden mengatakan, pemerintahannya akan serius menambah ketenagalistrikan sebesar 35.000 megawatt seperti yang telah dicanangkan dalam visi-misinya untuk seluruh Indonesia.
Belum 100 persen
Sebagaimana dilaporkan Kompas(9/6), bahwa rasio elektrifikasi (perbandingan antara jumlah penduduk yang menikmati listrik dan populasi) di negeri ini belum ada yang mencapai 100 persen. Bahkan rasio ini di beberapa wilayah negeri ini sangat memprihatinkan.
Di Papua rasio elektrifikasinya 44,40 persen atau yang terendah di seluruh Indonesia. Di Kalimantan Tengah 68,27 persen, Sulawesi Tenggara 66,78 persen. Dan Nusa Tenggara Timur 57,74 persen. Keempat provinsi itu termasuk dalam kategori krisis listrik.
Dari cacatan Kementerian ESDM sebagaimana dimuat harian yang sama. Terdapat 12.659 desa dari enam provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, yang belum menikmati listrik PLN. Ribuan desa tersebut menjadi sasaran utama Program Indonesia Terang, sebuah program ketenagalistrikan menggunakan energi terbarukan.
Direncanakan akan hadir