Lihat ke Halaman Asli

Tabuhan Gendang Bleq Awali Pelatihan KSR IAIN Mataram

Diperbarui: 26 Mei 2016   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MATARAM –  Tabuhan Gendang Bleq yang dimainkan oleh sembilan pemuda Lombok Tengah itu, mengundang tepuk tangan seluruh hadirin dalam pembukaan agenda pelatihan Korp Sukarelawan (KSR) unit IAIN Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (9/5) lalu.

Agenda yang diawali dengan musik tradisional suku sasak tersebut, berupaya memberikan semangat kepada mahasiswa IAIN Mataram yang tergabung dalam KSR, agar tanggap darurat bila terjadinya bencana, yang pelatihannya akan berlangsung sepekan, dari Senin 9 Mei, sampai Ahad 15 Mei mendatang.

Pelatihan pertama yang akan diberikan dalam tajuk “Menangguhkan Diri Menjadi Relawan yang Berjiwa Kemanusiaan” itu ialah, upaya pertolongan awal pada korban dan teknik pencarian (search) jasad korban. Baik korban bencana alam maupun korban musibah kecelakaan massal.

Hadir antara lain, Rektor IAIN Mataram Dr Mutawalli, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) cabang NTB H Muaz SH, dan sejumlah pejabat kampus lainnya serta 45 peserta pelatihan KSR IAIN Mataram.

Menurut ketua panitia Abdul Qadir Jailani, tabuhan musik tradisional suku sasak itu diharapkan menggugah jiwa kemanusiaan relawan dalam aksinya menolong korban, harus tanggap, cepat, profesional, dan tangguh dalam jiwa kemanusiaan tanpa pamrih.  “Kita sengaja membuka pelatihan ini dengan Gendang Bleq, agar peserta tergugah dan tangguh menolong korban,” ujarnya.

Seusai acara pembukaan dan pembekalan materi dalam dua hari (senin-selasa), peserta rencananya akan dilatih menerapkan materi pertolongan pertama dan teknik pencarian korban di hutan Sesaot Narmada, Kabupaten Lombok Barat.

Dua pemateri pembekalan tahap awal pertolongan korban itu sama-sama berasal dari relawan Basarnas NTB, Salahudin dan Siti Hardianti.

Seusai mereka dilatih menerapkan materi di hutan Sesaot selama dua hari, lalu pada hari Jumat, 13 Mei, jiwa mereka akan dirangsang pemandangan ombak laut di pantai Sekotong, Lombok Barat yang jaraknya 21 kilometer dari Narmada. Tujuannya agar mereka peka terhadap sisi kemanusiaan dan keselematan nyawa korban.

Balik dari Sekotong pada Sabtu sekitar pukul 14.30 wita, rencananya mereka akan langsung kembali ke kampus untuk kuliah dan mewanti-wanti terjadinya bencana alam serta musibah kecelakaan yang menelan korban.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline