Lihat ke Halaman Asli

Menangkap Cahaya

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja yang berlalu
mendung, cahaya langit ditelan awan hitam
jiwa-jiwa yang berdenyut, hidup
melintasi waktu
meninggalkan jejak-jejak
dibelakang,
Senyuman, lega akan pencapaian
Tangisan, penyesalan yang sia-sia
Semangat, harapan akan masa depan
bahkan hampa, tak terucapkan

Jiwa-jiwa melintasi malam
kegelapan yang bisu,
memakan cahaya semaunya, menghabiskannya
jiwa-jiwa itu meraba
jiwa-jiwa yang tenang,
jiwa-jiwa yang ketakutan,
jiwa-jiwa yang bertasbih,
jiwa-jiwa yang liar,
jiwa-jiwa yang suci,
bahkan...jiwa-jiwa yang hina,
yang dikutuk oleh alam

hingga akhirnya
dua tujuan, dan
sebuah jembatan

konon... hanya 1 per tujuh
dan cahaya yang melayang diatasnya
menuju seberang

Sumber : bembenks blog




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline