MEMAHAMI MAKNA PELATIHAN
Ketika seseorang mengikuti Diklat (pendidikan dan latihan) tentunya banyak menggunakan kemampuan dalam mendengar atau menyimak sehingga dia akan mudah memahami apa yang disampaikan narasumber. Setelah memahami diharapkan peserta pelatihan dapat mempraktekkan teori yang diberikan. Ketika menyimak tentunya ada hal yang menjadi ganjalan di hati karena beberapa hal tidak dimengerti dari penjelasan narasumber. Jika tidak ditanyakan akan menjadi pikiran dan jika ditanyakan takut menyinggung perasaan narasumber.
Sebenarnya pertanyaan apakah sehingga peserta tidak berani mengungkapkan ganjalan di hatinya? Agar kegelisahan dihati dapat terobati, maka peserta wajib mengungkapkannya kepada narasumber. Tidak perlu takut bagaimana nanti tanggapan narasumber terhadap pertanyaan yang diutarakan. Bukankah dengan adanya pertanyaan berarti Diklat tersebut menjadi hidup karena adanya interaksi. Bagi narasumber yang profesional tentunya, jika ada yang bertanya berarti pelajaran atau kuliah yang disampaikan menjadi menarik, karena dapat memancing pertanyaan yang akan membantu peserta untuk mengerti dan mendalami materi yang diberikannya.
Sementara manfaat lain bagi peserta yaitu, dengan bertanya berarti melatih kemampuannya untuk mengungkapkan pendapat atau merespon tentang penjelasan yang diterimanya. Mengungkapkan ide atau bertanya perlu dilatih. Jika tidak dilatih maka peserta hanya bersikap menerima saja materi yang diberikan oleh narasumber baik itu sesuai atau tidak sesuai dengan pendapatnya.
Ada beberapa cara bertanya yang diharapkan dapat dimengerti dan diterima narasumber. Pertanyaan itu tentunya bukan pertanyaan yang cenderung akan memojokkan narasumber atau tampak mengetes narasumber. Pertanyaan itu memang benar-benar ada hubungannya dengan materi yang disampaikan oleh narasumber. Namun sebelum bertanya dengarkan secara keseluruhan materi yang dipaparkan agar tidak terjadi salah persepsi.
Jika narasumber cenderung mendominasi keadaan dengan terus memberikan kuliahnya tanpa adanya jeda, sehingga peserta tidak ada ruang untuk bertanya, maka peserta boleh menyela dengan kata-kata, "maaf" sambil mengangkat salah satu tangannya untuk memberikan tanda bahwa dia hendak bertanya. Sebagai peserta yang bijak, tentunya dia akan tahu memilih kata-kata yang tepat yang akan dia sampaikan kepada narasumber. Jika masih ragu-ragu untuk bertanya, peserta harus membayangkan posisi dia bukan lagi peserta namun sebagai narasumber. Maka dia akan mengerti pertanyaan apakah yang tepat untuk disampaikan?
Beberapa peserta pelatihan hadir dengan berbagai tujuan yang berbeda. Ada yang datang karena memang benar-benar ingin mendapatkan ilmu namun ada juga peserta yang hadir hanya sekedar melaksanakan perintah. Peserta yang hadir karena ingin mendapatkan ilmu tentunya yang akan banyak mendapatkan manfaat karena tidak membuang-buang waktu.
Menurut saya pribadi, ketika saya diperintahkan untuk mengikuti Diklat maka saya akan laksanakan dengan sepenuh hati karena saya tidak menginginkan hasil yang setengah-setengah. Hal ini merupakan penghargaan saya kepada pimpinan yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk dapat mengembangkan diri.
Bagi saya, apapun jenis pelatihannya pasti ada hal yang bermanfaat yang bisa dipetik. Saya selalu membuka pikiran dan hati saya untuk menerima pandangan dan persepsi orang lain dalam hal ini narasumber, karena apa yang disampaikan adalah ilmu yang tidak bisa didapatkan hanya dengan membaca buku. Materi yang disampaikan tentunya materi terbaik yang telah dia pilih.
Yuk, mulai saat ini buka hati dan pikiranmu untuk memahami pelatihan apapun, walau pelatihan itu kamu anggap tidak berhubungan dengan passionmu sekalipun!