Pagi itu, Rindu dikejutkan dengan suara teriakan bundanya dan ketukan pintu yang beradu sehingga mengusik ketenangan tidurnya. Rindu langsung terbangun dan mengerjapkan matanya.
"Huhfff, hanya mimpi," gumam Rindu. Sontak ia langsung berlari ke arah pintu kamarnya.
"Rindu, ayo cepat mandi dan siap-siap ke sekolah. Hari ini bunda yang antar." Ucap ibu Ratih.
"Iyaa bunda sayang, Rindu mau siap-siap dulu."
"Sarapan dan bekalnya udah bunda siapkan."
"Oke bunda, makasih." Jawab Rindu dengan berlari menuju kamar mandi.
Selesai dengan persiapan ke sekolahnya, Rindu berjalan menuju taman belakang rumahnya. Ia bergegas untuk menemui teman barunya. Blouwly, seekor burung hantu berwarna biru yang ia temukan terkapar dengan luka di sayap kirinya di tengah hutan ketika ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam di sekolahnya. Rindu senantiasa merawat Blouwly dengan senang hati.
"Pagiii blouwly, waktunya sarapan. Bentar aku ambil makan buat kamu."
Rindu menyuapi Blouwly dengan telaten. Ia memberinya makan daging ayam yang sudah dihaluskan, karena burung hantu termasuk binatang karnivora. Burung hantu kesayangannya itupun nampak patuh ketika disuapi Rindu.
"Cepat pulih ya Blouwly (sambil mengusap kepala Blouwly) aku mau ke sekolah dulu. Dada..."
Blouwly seakan mengerti apa yang diucapkan Rindu, ia menjawab dengan suara khas burung hantu beberapa kali.