Pengaruh Rusia terhadap Dinamika Politik dan Ekonomi:
Asia Tengah sebagai Buffer Zone Rusia
Pada awalnya wilayah Asia Tengah merupakan bagian dari wilayah kedaulatan Uni Soviet, namun pada 1991 secara resmi negara-negara di kawasan ini mendapatkan kemerdekaan dari pemerintah Uni Soviet. Negara-negara yang mendapatkan kemerdekaan adalah Kyrgyzstan, Tajikistan, Uzbekistan, Kazakhstan, dan Turkmenistan. Paska kemerdekaan tersebut, negara-negara di Kawasan Asia Tengah mengalami kemunduran akibat dampak disintegrasi dari sistem pemerintah Uni Soviet, seperti penurunan kinerja negara, hilangnya subsidi pusat, dan berakhirnya kerjasama dalam pengelolaan sumber daya bersama, permasalahan energi, dan ketidaktepatan pembangunan infrastruktur negara. Pada akhir tahun 1990-an, negara-negara di Kawasan Asia Tengah mulai meningkatkan kinerja negara dengan merumuskan strategi ekonomi baru yang lebih koheren. Perubahan orientasi kebijakan ekonomi ini bertujuan untuk melahirkan identitas nasional yang baru sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Selain itu, semua penerapan kebijakan tersebut juga bertujuan untuk lepas dari pengaruh kekuasaan Uni Soviet sebagai bekas negara jajahan. (Saadia M. Pekkanen, 2019)
Namun, identitas nasional negara-negara di Kawasan Asia Tengah tersebut relatif lemah, karena kebijakan pemerintah yang tidak efektif dalam mengembangkan strategi ekonomi luar negeri sehingga menurunnya keefektifan pembangunan negara. Permasalahan tersebut memaksa negara-negara tersebut mencari negara-negara lain untuk menjalin Kerjasama dalam upaya menunjang pembangunan di negaranya. Sejak awal berdirinya, kelima negara tersebut memang pada dasarnya masih sangat bergantung kepada Rusia baik secara politik maupun ekonomi. Asia tengah merupakan wilayah yang strategis secara geopolitik dimana Asia Tengah berada di antara kekuatan besar seperti Rusia dan China. (Saadia M. Pekkanen, 2019)
Rusia merupakan negara adidaya yang kuat di Kawasan Asia Tengah, sehingga pada tahun 2000 secara resmi terjalinlah hubungan luar negeri yang baru antara negara-negara di Kawasan Asia Tengah dengan Rusia. Kerjasama tersebut terbukti efektif meningkat kekuatan negara-negara tersebut. Perkembangan negara yang pesat tersebut menjadi alasan negara-negara super power lainnya untuk menjalin Kerjasama dengan negara-negara di Kawasan Asia Tengah. Namun, peran Rusia di Asia Tengah tetap menjadi isu sensitif bagi negara-negara di Kawasan Asia Tengah karena bukti buruk sejarah yang berkepanjangan. Rusia pertama kali mengambil dan menguasai Asia Tengah dengan kekuatan pada awal abad ke-18. Kemudian, Rusia berhasil masuk dan mengubah identitas politik negara-negara di Kawasan Asia Tengah. Sehingga, pada saat ini masih banyak bukti peninggalan Rusia di Kawasan ini seperti Bahasa, budaya dan sistem politik. (Saadia M. Pekkanen, 2019)
Kawasan Asia Tengah merupakan kawasan yang strategis karena memiliki sumber daya alam yang melimpah serta dikenal sebagai jalur sutra yang menghubungkan benua-benua besar seperti benua Asia, Eropa hingga Afrika. Kekayaan sumber daya alam tersebut membuat negara-negara maju lainnya seperti Amerika Serikat dan China berlomba-lomba menjalin kerjasama ekonomi dengan negara-negara di Kawasan Asia Tengah. Hal tersebut memunculkan kekhawatiran tersendiri bagi Rusia sebagai negara yang memiliki pengaruh yang besar di kawasan ini, sehingga pada tahun 2015 Rusia mempertegas peran politik dan ekonominya melalui kerjasama Uni Ekonomi Eurasia yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh dan mempromosikan kestabilan pembangunan di kawasan tersebut.
Dinamika Intervensi Rusia dan Kerjasama ekonomi negara-negara di Kawasan Asia Tengah.
Kawasan Asia Tengah merupakan kawasan strategis yang memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga disebut sebagai jalur sutra yang menghubungkan benua-benua besar seperti Asia, Eropa hingga Afrika. Kawasan Asia Tengah memiliki arti strategis besar bagi Rusia, karena negara-negara dikawasan ini merupakan daerah yang memiliki keunggulan sumber daya alam yang cukup dapat diperhitungkan secara politik, geografi, kebudayaan dan secara ekonomi kawasan ini kaya energi minyak dan gas. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki negara-negara di kawasan Asia Tengah ini membuat ketertarikan Rusia untuk menjalin kerjasama ekonomi dalam upaya pemenuhan komoditas utama Rusia di bidang energi. Rusia menjalin Kerjasama dengan Kazakhstan dalam pemenuhan kebutuhan energi tambang, Kerjasama ekonomi dengan Uzbekistan yakni Gazprom dan Lukoil, Kerjasama dengan Kirgistan dan Tajikistan dalam peneyediaan energi dari tambang Gazprom, dan di Turkmenistan didominasi oleh pipa gas Lukoil milik Rusia.
Keberadaan Asia Tengah dipetakan sebagai kawasan yang kompetitif dan levarage. Dapat disimpulkan bahwa Asia Tengah sangat menjanjikan bagi masa depan Rusia. Keuntungan ekonomi dan keamanan selalu dikaitkan dengan politk luar negeri Rusia. Minyak merupakan suatu komoditas yang sangat vital bagi kehidupan manusia serta minyak tergolong sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Perburuan akan sumber daya alam minyak semakin meningkat ketika banyak negara mulai memasukkan kebutuhan tersebut sebagai salah satu interest yang harus dipenuhi atau bahkan dikuasai semenjak Perang Dunia I hingga saat ini demi berbagai kepentingan mulai dari kebutuhan energi hingga sebagai pelumas senjata. Laut Kaspia memiliki arti penting tersendiri bagi Rusia. Upaya memperjuangkan batas-batas wilayah yang pantas dan pembagian sumber daya antara keempat negara dan Rusia terus dilakukan.
Asia Tengah merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya energi seperti minyak dan gas serta kekayaan alam lainnya, namun sejak lepasnya negara-negara ini dari payung Uni Soviet menjadikan negara ini menjadi wilayah "abu-abu" dengan keberpihakkan yang berubah-ubah. Singkatnya kekayaan alam akan energi seperti sumber minyak dan gas bumi membuat ketidakstabilan politik domestik negara-negara Asia tengah memiliki potensi untuk tumbuhnya gerakan ekstrimis, pengaruh Rusia yang cukup besar, dan kerjasama antara Rusia, Cina dan negara-negara di Asia tengah membuat AS merasa perlu untuk ikut turut mengambil peran dalam geopolitik kawasan Asia Tengah.