[caption caption="Para pemain Super Didi saat Konferensi Pers (14/4) di Eat&Eat Gandaria City (Sumber Foto: KOPI)"][/caption]Super Didi, film yang mengangkat tema parenting ini sangat menguras emosi sejak awal sampai akhir film. Di film ini digambarkan bagaimana sebuah sistem di keluarga yang sudah berjalan dengan baik tiba-tiba harus berubah saat sang istri harus meninggalkan rumah selama dua minggu untuk suatu keperluan. Hal-hal yang sebenarnya biasa menjadi sesuatu yang luar biasa karena perubahan sistem tersebut.
DigambarkanArka ( Vino G Bastian), ayah dari dua orang putri yang cantik dan cerdas harus ditinggalkan oleh istrinya Wina(Karina Nadilla)selama dua minggu ke Hongkong. Sistem rumah tangga yang tadinya seimbang harus dijalani sendiri oleh Arka dengan panduan jadwal dari sang istri lewat catatan yang ditinggalkan dan kontrol melalui video calling.
Dengan kesibukan dipekerjaannya membuat Arka harus pandai membagi waktunya antara keluarga dan pekerjaan. Banyak sekali konflik yang timbul selama kepergian Wina. Konflik-konflik yang ditampilkan dalam film ini bukanlah konflik yang berat dan mengada-ada, tetapi lebih pada cermin kehidupan yang memang sering kita temui dalam kehidupan normal sehari-hari. Sekilas konflik-konflik dan permasalahan yang timbul dalam film ini membuat kita emosi dan berpikir "ah itu kan permasalahan yang mudah, simple aja sih kalau pembantu nggak mau bantuin ya tinggal disuruh aja atau dimarahi" atau tentang anak yang tidak mau makan saat ditinggal sang ibu, "ah masa' kasih pengertian ke anak kecil aja nggak bisa". Tetapi justru disitulah cerminan kehidupan sehari-hari itu bisa kita lihat. Pada kenyataannya hal-hal yang simpel seperti itu memang sering terjadi di kehidupan nyata sebuah keluarga yang pada akhirnya dapat menimbulkan permasalahan yang besar apabila kita tidak bijak dalam mengatasinya.
Dalam film ini, banyak menampilkan permasalahan yang sering kita alami dalam suatu keluarga. Tapi jangan berpikir bahwa film ini membosankan dan isinya hanya tentang permasalahan saja. Semua hal normal sehari-hari dikemas dengan apik dan ringan oleh sutradaraHadrah Daeng Ratu dan Adis Kayl Yurahmah. Alurcerita yang ditulis oleh Budhita Arini, berdasarkan kejadian dan tokoh nyata dari keluarga sangproduserReymund Levy beserta puti-putrinya yang dalam film ini memerankan diri mereka sendiri , Anjanique Renney sebagai Anjanidan Aviela Reyna sebagai Velia, menjadikan film ini sangatringan untuk ditonton oleh seluruh keluarga, tetapi sangat kaya akan pelajaran tentang parenting tanpa menggurui.
[caption caption="Anjani dan Velia pada Premiere Film Super Didi di XXI Gandaria City (Sumber foto: KOPI)"]
[/caption]Film yang dibuat untuk dapat ditonton oleh seluruh keluarga ini menjadi sangat menarik dan memang recomended sekali untuk ditonton. Disamping ceritanya yang mencerminkan permasalahan kehidupan sehari-hari, juga didukung oleh beberapa artis yang tidak hanya dari artis peran tetapi juga komedian dan musisi. Nama-nama besar seperti Ira Maya Sopha, Mathias Muchus, Joe P-Project, Sandy Andarusmanturut ambil bagian dalam film ini.
Kehadiran mereka dalam film ini rupanya mempunyai arti tersendiri, seperti Sandy Andarusman (musisi) "Selama saya menjadi musisi, sejak di U-Camp samai di Pas Band belum pernah sekalipun ayah saya menyaksikan penampilan saya saat saya manggung. Pernah sekali, itupun hanya berupa fotonya. Saat itu 3 hari setelah ayah saya meninggal dan saya harus main, maka saya bawa foto ayah saya saat saya main" (untungnya saya menulis artikel ini di screen laptop, kalau saya menulis di kertas mungkin kertasnya akan basah oleh air mata saya yang tidak bisa tidak menangis mendengar cerita Sandy Andarusman tentang kenangannya terhadap sang ayah).
Super Didi, film yang akan tayang tanggal 21 April 2016 ini sangat ringan untuk ditonton tetapi memiliki makna yang sangat dalam untuk kita semua. Untuk para orang tua akan dapat melihat apakah selama ini sudah memberikan apa yang keluarganya butuhkan. Kebutuhan seorang anak dan keluarga, kebutuhan bukan hanya merupakan kebutuhan materi.
Kebutuhan akan perhatian dan saling mengasihi dilingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak dan kelangsungan kehidupan sebuah keluarga itu sendiri. Untuk para oma dan opa, dapat dilihat dalam film ini bahwa walaupun mereka sudah membesarkan kita sampai kita dewasa, bukan berarti mereka dapat menerapkan aturan dan memberikan penanganan seperti saat mereka membesarkan kita dulu.
Walau bagaimanapun kebutuhan dan perkembangan individu itu berbeda-beda. Dan untuk masalah perkembangan anak adalah merupakan tanggung jawab orang tua. Bukan tanggung jawab seorang oma dan opa, bukan tanggung jawab seorang istri atau bahkan baby sitter atau pembantu. Tetapi merupakan tanggung jawab orang tua. Ayah dan Ibu. Mama dan papa, Muti dan Didi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H