Lihat ke Halaman Asli

Impian Seorang Wanita Perantau

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Temenku, dulu dia mengaku tiap sore kerjaannya termangu membayangkan bahwa saat itu dia sudah berada dan sedang tinggal di Eropa. Entah kenapa dia suka berkhayal tentang tinggal di Eropa. Dulunya dia kerja di sebuah butik baju exclusive di Malaysia. Untuk merantau ke Malaysia aja nyokapnya sampe nangis nangis berharap dia ngga ninggalin Indo, tapi karena "nekad" adalah nama tengah temenku ini, maka ya tetep aja dia cuek bebek mengejar impiannya merantau di negeri orang. Sesampai dia di Malaysia (dan setelah melakukan aktivitas - aktivitas lain tentunya) dia punya impian, dia pengen banget tinggal di Eropa (apapun itu negaranya kale yaaaa). Nah tiap hari kalo butik lagi sepi dan ga ada pengunjung, mulailah ritual berkhayal dan bermimpi itu dimulai. Termangu di depan etalase butik (membayangkan sambil bola mata berputar putar, kekanan, ke kiri, ke atas....ngga gitu kali yaa). Saben hari dia berkhayal dan bermimpi bahwa saat itu dia sedang tinggal di Eropa!

Pada suatu sore yang indah ketika dia sedang melakukan ritualnya itu, lewatlah seorang lelaki (yang menurut dia ganteng sih), oke karena dia bilang ganteng maka kubilang ganteng juga (ya gantenglah..masak cantik sih...hyuuukk). Nah..nah...si lelaki itu kalo lewat suka memandang ke dalam butik dan akhirnya mereka suka bertatapan mata...(bertatapan hidung belum kali ya secara ngga kenal). Bebarapa hari terjadi hal yang hampir sama, maka pada suatu sore dia berinisiatif untuk nekad (ingat, nama tengahnya kan "nekad"), waktu si cowok itu lewat lagi di depan butiknya dia coba senyum balik dan si cowok menanggapi dengan lebih baik lagi (pucuk dicinta ulam tiba nek), akhirnya terjadilah komunikasi dua arah (kalo Cuma searah namanya pidato ya cin). Singkat cerita nih mereka akhirnya janjian dinner.

Ealahhhhh tau gak sihhh...ternyata si cowok itu Cuma sedang training dari perusahaannya, dan esok pagi dia harus balik ke Eropa, ke negaranya. Hahh? Eropaa?? Hmmmm...ya begitulah rupanya. Paginya sebelum balik ke negaranya, si lelaki ini sempet meraung raung ngga mau ninggalin temenku itu (ihhh hiperbola banget ya , meraung raung kayak kucing garong aja...hmmm tepatnya sedih dan sentimentil deh...nah ini agak masuk akal). Tapi si lelaki ini harus pulang, maka sesampai di negaranya mereka tetap menjalin komunikasi jarak jauh dan pacaran dehh...huhuuyyy..... Pucuk dicinta...ulam tiba (lagiii). Singkat cerita (soalnya kalo detail bisa 900 halaman nek) karena ngga mau berlama lama long distance si lelaki mengajak temenku merit dengan suksesnya...aihh bahagianyaaa selamat ya...

Sekarang mereka hidup bahagia bersama di Amsterdam,...di Eropa! Akhirnya lho impian dan khayalan temenku ini menjadi nyata. Simpel ya impiannya tapi nyata.
Mimpi itu gratis,....maka jangan takut bermimpi nak.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline