[caption id="attachment_272653" align="alignright" width="296" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
Betapa malangnya nasib calon siswa yang sudah tak perawan lagi jika gagasan seorang anggota DPRD Provinsi Jambi tentang tes keperawanan untuk masuk sekolah diberlakukan. Ibarat pepatah : sudah jatuh tertimpa tangga, sudah tak perawan tak bisa sekolah pula.
Padahal, hak setiap orang untuk mengenyam pendidikan sudah dilindungi oleh UUD 1945. Pemerintah juga sudah menjalankan program pendidikan dasar sembilan tahun untuk semua anak. Tak terkecuali bagi anak-anak yang tidak perawan. Apa yang salah jika seorang anak tidak perawan mau sekolah? Toh mereka mau menuntut ilmu pengetahuan. Sekolah juga bukan ajang mencari mantu yang menempatkan perawan sebagai syarat utamanya.
Mari kita berandai apa yang mungkin terjadi bila tes keperawanan diberlakukan sehingga mengakibatkan calon siswa tak perawan tak bisa sekolah :
1.Calon siswa yang ditolak masuk ke sekolah karena dirinya tidak perawan, akan menjadi minder dan malu pada rekan sebayanya. (Biasanya perasaan minder dan malu akan menganggu psikologis tumbuh kembang anak)
2.Jumlah anak yang tidak sekolah akan bertambah. (Biasanya anak tidak sekolah disebabkan tidak adanya biaya. Kali ini, sebabnya bertambah karena Tidak Perawan)
3.Pengangguran meningkat. (Biasanya syarat mencari kerja saat ini adalah Strata-1. Bagaimana mau mendapatkan gelar S-1 jika SLTP dan SLTA saja ditolak dengan alasan Tidak Perawan)
Nah, akibat 1, 2, dan 3 tersebut, akan memunculkan kemungkinan lainnya (maaf jika kemungkinan lanjutan ini agak sedikit kasar), yakni :
1.Meningkatnya jumlah perawan tua (Biasanya calon mertua yang masih mengikuti tradisi lama akan mempertanyakan status keperawanan calon mantunya. Karena sejak sekolah sudah diketahui perawan atau tidaknya, calon mertua akan memilih calon mantu yang lolos hingga SLTA karena dijamin : perawan. Mereka yang tidak perawan dan ditolak sekolah, otomatis tidak masuk criteria jadi mantu. Ujung-ujungnya jadi perawan tua)
2.Meningkatnya wanita yang terjun ke dunia prostitusi (Biasanya alasan wanita terjerumus ke dunia prostitusi adalah tidak perawan lagi dan desakan ekonomi. Alasan tersebut bertambah karena tidak memiliki pekerjaan---->tak ada gelar S1<----)
3.Meningkatnya Tenaga Kerja Wanita (Biasanya menjadi TKW dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan di daerahnya dan desakan ekonomi. Hal ini akan bertambah dikarenakan pendidikan tak ada, pupus mendapatkan suami, tak ada kesempatan melamar kerja, ogah terjun ke dunia prostitusi)
Apa yang diungkap di atas, mungkin sebagian dari kemungkinan yang bisa muncul. Sudahkah hal itu terpikirkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H