Lihat ke Halaman Asli

Tuhan Bukan Pemarah

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang

Inilah sepotong bait lagi karya Ebiet G. Ade, Berita Kepada Kawan. Lagu ini sering diperdendangkaan kala bencana alam menimpa tanah air. Sangat menyayat hati dan memunyai makna yang amat dalam. Mampu membawa kita yang jauh dari lokasi bencana seolah-olah berada di antara mereka yang tertimpa bencana alam. Namun, lirik lagu tersebut penuh dengan keganjilan. Menggambarkan bahwa Tuhan itu “pemarah” dan “mengutuk” manusia dengan bencana alam.

Sungguh sangat ironis sekali jika kita menyepakati lirik lagu tersebut. Seringkali kita mendengar ucapan, “Tuhan itu Maha Penyayang, Maha Kasih.” Jika kita kaitkan lagu tersebut dengan bencana alam, hal ini seolah-olah menegasikan sifat Ketuhanan. Ternyata, Tuhan itu “pendendam, pemarah”. Tuhan “inkonsisten” dengan sifat-sifat Ketuhanan yang dimilikinya.

Tuhan juga bisa dikatakan tak adil jika bencana alam dikatakkan sebagai kutukan Ilahi. Ya, karena manusia banyak berbuat dosa. Ini sangat tidak adil. Artinya, mereka yang tinggal di daerah rawan bencana alam banyak berbuat dosa. Padahal, mereka tak tahu apa-apa. Dosa bertumpuk di tempat lain tapi mereka bisa tenang-tenang saja. Jika demikian adanya, Tuhan “tidak adil” dalam hal ini. Harusnya siapa yng berdosa lah yang dapat hukuman, bukan mereka yang memang tinggal di daerah rawan bencana.

Tinggalkan lagi Ebiet tentang bencana alam ini. itu sangat mengusik rasa keadilan bagi masyarakat yang tinggal di daerah bencana. Juga menegakan kalau Tuhan itu “pemarah, pendendam”. Bencana alam bukan terkait dosa atau alam yang enggan berteman dengan manusia. Itu proses alamiah yang mana manusia tak dapat mencegahnya, hanya bisa mengakalainya dengan persiapan matang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline