Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Dilihat dari Kacamata Islam

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelum membaca artikel ini, ada baiknya saudara melihat dari berbagai aspek, bukan bermaksud menjatuhkan atau menjelekkan seseorang tetapi sekedar menjadikan bahan renungan.

Anda tentu tahu, sebelum Yth. Bapak Jokowi yang saat artikel ini dibuat, telah menjadi orang nomor wahid di republik indonesia, tetapi ingat... sebelum beliau menjadi orang nomor wahid di Negara ini, beliau pernah menjabat orang nomor satu di DKI Jakarta, dengan janji kampanye yang manis pada saat pemilihan gubernur beberapa tahun lalu, bahwa beliau akan mengatasi banjir, kemacetan dan permasalahan lain di ibukota jakarta, mungkin bukan hanya beliau saja, anggota Dewan ataupun kita sendiri pernah berbuat janji.

Janji merupakan sebuah hutang yang harus kita tepati, dalam islam sudah memberikan rambu-rambu yang jelas mengenai hukum menepatinya, entah secara sadar atau tidak sadar, belum sepenuhnya beliau berhasil memenuhi janji-janjinya setelah beliau berhasil meraih keinginannya, namun justru malah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dari PDIP dan sekarang menjadi orang nomor wahid di negeri ini.

Rasulullah SAW mewanti-wanti umatnya untuk menepati janji, karena perilaku menepati janji merupakan sifat orang mukmin, menepati janji juga menjadi ciri orang yang bertaqwa sekaligus sebab utama dalam menggapai ketaqwaan, bahwa menepati janji bisa menghapus kesalahan dan memasukkan orang ke dalam surga.

Tetapi, akibat melanggar janji atau tidak memenuhi janji makan haram dan berdosa, malah dosanya tidak hanya sekedar kepada orang yang dijanjikan tetapi juga kepada sang pencipta, orang yang tidak memenuhi janjinya berarti telah melakukan penghianatan, kalau amanah dan memenuhi janji termaksud karakter keimanan dan ketaqwaan, maka khianat dan melanggar janji termaksud  karakter kemunafikan dan kedurhakaan.

Penulispun tidak pernah menangih janji kepada beliau, yang pernah menjabat sebagai orang nomor satu di DKI, penulis ikhlas dan memaafkan beliau, karena tidak ada satu orangpun yang luput dari kelalaian baik secara disengaja ataupun tidak.

Semoga kita senantiasa dijadikan orang-orang yang menepati janji, serta berlindung dari penghianatan dan melanggar janji.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline